Lomba Tembang Jawa Meriahkan Festival Kapyuran di Ngadirojo

oleh -123 Dilihat

Pacitanku.com, NGADIROJO – Semangat kebudayaan Jawa membahana di Tanggul Dembo, Ngadirojo, Sabtu (5/7/2025).

Lomba Tembang Jawa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Festival Kapyuran berhasil menyedot perhatian warga dan menyatukan berbagai lapisan masyarakat.

Mengusung tema Jawa tradisional, lomba kali ini memberikan sentuhan unik dengan peserta berusia 40 tahun ke atas, sementara penyelenggara dan dewan juri sepenuhnya berasal dari Karang Taruna.

Inisiatif ini bertujuan untuk menghadirkan perspektif baru dalam ajang kompetisi, sekaligus mendekatkan generasi muda dengan kekayaan budaya lokal.

“Kami ingin menunjukkan bahwa antusiasme terhadap tembang Jawa tidak mengenal usia,” ujar Anang, panitia Festival Kapyuran.


“Dengan melibatkan Karang Taruna sebagai penyelenggara dan juri, kami berharap dapat memberikan sentuhan segar dan pandangan berbeda dalam penilaian,”imbuhnya.

Sebanyak 18 peserta, masing-masing mewakili satu Rukun Tetangga (RT) di Desa Ngadirojo, turut ambil bagian dalam kompetisi ini.

Mereka menunjukkan kemampuannya dalam membawakan tiga pilihan lagu ikonik: “Ojo Podo Nelongso,” “Perahu Layar,” dan “Taman Jurug.”

Pemilihan lagu-lagu ini bukan tanpa alasan, sebab tembang-tembang tersebut sangat akrab di telinga masyarakat, khususnya bagi para peserta yang telah menginjak usia 40 tahun ke atas.

Dewan juri, yang terdiri dari anggota Karang Taruna, menilai para peserta berdasarkan tiga kriteria utama: suara, ketepatan nada, dan ekspresi.

Meskipun juri berasal dari generasi muda, pemahaman mereka terhadap tembang Jawa dan kearifan lokal tetap menjadi prioritas.

Hal ini terlihat dari keseriusan mereka dalam memberikan penilaian, memastikan keadilan dan objektivitas dalam setiap keputusan.

Antusiasme masyarakat untuk menyaksikan lomba ini sangat tinggi.

Terbukti, area Tanggul Dembo dipadati oleh warga yang ingin memberikan dukungan kepada perwakilan RT mereka.

Fenomena ini menggarisbawahi bagaimana tembang Jawa, sebagai salah satu bentuk kesenian yang dekat dengan masyarakat, mampu menjembatani hubungan antara masyarakat modern dan tradisional.

Dari 18 peserta, hanya tiga yang berhak menyandang gelar juara. Meskipun demikian, esensi dari lomba ini jauh melampaui sekadar kompetisi.

“Lomba karaoke tembang Jawa ini terbukti dapat mengundang dan mempersatukan warga masyarakat Desa Ngadirojo,” kata Risa, selaku MC acara.

Dengan suksesnya penyelenggaraan lomba ini, panitia berharap masyarakat Desa Ngadirojo akan semakin dekat dengan budaya aslinya.

“Kami sangat berharap melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Ngadirojo dapat semakin ‘nyawiji’ atau bersatu, dan senantiasa kompak dalam melestarikan budaya kita,” pungkas Risa.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.