Pacitanku.com, PACITAN – Pemerintah Kabupaten Pacitan tengah mematangkan strategi pembangunannya ke depan dengan menggelar forum penting untuk menyelaraskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Fokus utama pertemuan yang dilangsungkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD pada Kamis (8/5/2025) ini adalah menyinkronkan visi pembangunan Pacitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta RPJMD Provinsi Jawa Timur.
Menghadirkan narasumber dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya Andi Kurniawan, forum yang diikuti berbagai pihak secara luring maupun daring ini membedah tantangan dan peluang Pacitan dalam mencapai target pembangunan yang lebih tinggi.
Dalam paparannya, Andi Kurniawan, yang juga seorang kandidat doktor, secara tegas menekankan pentingnya kesinambungan kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah.
Menurutnya, ini adalah langkah krusial agar Pacitan tidak berjalan sendiri.
“Pacitan harus memastikan bahwa program prioritas daerah memiliki irisan yang kuat dengan prioritas nasional,” ujar pakar perencanaan pembangunan dan reformasi birokrasi ini
“Ini adalah kunci utama agar Pacitan bisa menarik sumber pendanaan yang signifikan dari pusat, mengingat besarnya ketergantungan anggaran daerah terhadap dana transfer,” tambahnya.
Andi lantas mengatakan 87% anggaran Pacitan berasal dari dana transfer pusat, menunjukkan tantangan besar pada kemandirian fiskal.
Pakar administrasi publik ini juga menyoroti kondisi ekonomi dan sumber daya manusia (SDM) di Pacitan.
Ia mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi memang menunjukkan tren positif, namun lajunya masih di bawah rata-rata provinsi Jawa Timur.
“Kontribusi terbesar ekonomi Pacitan saat ini masih didominasi sektor pertanian, mencapai 26,15 persen. Namun, daya saingnya masih rendah,” jelasnya.
Di sisi lain, ia melihat potensi yang menjanjikan pada sektor perdagangan dan industri pengolahan yang mulai menunjukkan taringnya sebagai sektor prima.
Tantangan lain yang tak kalah penting adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pacitan yang berada di angka 71,49%, masih tertinggal dari rata-rata Jawa Timur sebesar 75,35%.
Andi Kurniawan memberikan penekanan khusus pada pentingnya investasi di sektor pendidikan.
“Pendidikan adalah sistem rekayasa sosial paling ampuh untuk memutus mata rantai kemiskinan yang diturunkan antargenerasi,” tegasnya.
Meskipun Pacitan berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 13,64% menjadi 13,08%, Andi mengatakan angka ini masih lebih tinggi dibanding rata-rata provinsi.
Atas hal itu, Andi mendorong pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengentasan kemiskinan, seperti pendekatan by-grave yang mencakup pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, serta intervensi yang menyasar langsung kantong-kantong kemiskinan.
Forum penyelarasan RPJMD ini sendiri pada akhirnya mengerucut pada empat isu strategis utama yang akan menjadi fokus pembangunan Pacitan: pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing SDM, dan reformasi birokrasi.
Keempat isu ini dirangkum dalam misi besar yang diusung, yaitu “Pacitan Semakin Sejahtera dan Berbahagia”.
Menutup paparannya, Andi Kurniawan mengingatkan bahwa rencana pembangunan yang baik tidak hanya sekadar selaras dengan visi pusat dan provinsi.
“Rencana yang baik harus mudah diterjemahkan dan diimplementasikan oleh setiap perangkat daerah,” pungkasnya.