Pacitanku.com, PACITAN – Di tengah keterbatasan akses layanan kesehatan di Kabupaten Pacitan bertahun-tahun lalu, hadir satu nama dengan tekad baja: dr. Warkim Sutarto, MARS.
Mimpi besarnya untuk mendirikan rumah sakit swasta pertama di kampung halaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) RSU Medical Mandiri Pacitan, bukanlah perjalanan mulus, melainkan saga penuh rintangan yang membuktikan bahwa keteguhan hati mampu menggapai cita setinggi langit.
Pada tahun 2012, saat Pacitan hanya bertumpu pada satu rumah sakit umum daerah, benih gagasan itu tertanam kuat di benak dr. Warkim Sutarto, MARS.

“Saya bercita-cita mendirikan rumah sakit swasta pertama di Pacitan. Saya ingin semua masyarakat terlayani dengan baik,”kenangnya, Minggu (27/4/2025) di Pacitan.
Berbekal sebidang tanah pribadi, pria kelahiran Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah ini memulai langkah awal. Namun, tantangan pertama langsung menghadang.
Rencana pembangunan ditolak mentah-mentah oleh seorang warga setempat. Segala upaya lobi dan pendekatan tak membuahkan hasil.
“Sudah berbagai upaya saya lakukan, lobi dan pendekatan, tapi Allah berkehendak lain. Warga tersebut tetap tidak mengizinkan,” tuturnya dengan nada getir.
Pantang menyerah, di tahun 2013 Warkim mengambil keputusan strategis yang berani: membeli lahan lain di seberang lokasi awal.
Tim pembebasan lahan dibentuk, dan perencanaan baru disusun dengan target ambisius rampung di tahun 2016.
Namun, membangun sebuah rumah sakit membutuhkan investasi kolosal. Dana ratusan miliar rupiah dibutuhkan hanya untuk tahap awal desain dan konstruksi.
dr Warkim pun memasuki babak baru perjuangan, menggandeng investor. Sepanjang tahun 2013 hingga 2014, ia tak kenal lelah bolak-balik Pacitan–Jakarta, bahkan melanglang buana ke berbagai negara.

“Saya bertemu dengan calon investor dari Spanyol, Belanda, Inggris, hingga Singapura,” ungkapnya.
Beberapa kali kesepakatan nyaris tercapai. Dengan investor Singapura, Mr. Thomson, batal karena perbedaan prinsip. Dengan investor Inggris, Mr. Robert Has, kandas setelah konsorsiumnya pecah kongsi.
Pencarian membawanya hingga ke Amerika, bertemu Dr. Alan Gibbon di Atlanta. Diskusi intensif di sana pun nyaris membuahkan hasil, sebelum akhirnya kembali batal karena satu syarat krusial: Dr. Alan ingin memegang posisi direktur utama dan keuangan.
“Ini tidak bisa saya terima, karena saya tidak mau menjual negara saya sendiri,”tegas dr Warkim, sapaan akrabnya.
Di saat perjuangan finansial terasa berat, takdir seakan mengirimkan pertanda. Menjelang tahun 2017, warga yang dulu menolak tiba-tiba memberikan izin.
Kesempatan emas ini tak disia-siakan.
Dengan semangat baru, rencana dipercepat. Tepat pada tanggal 12 Januari 2017, bertepatan dengan hari ulang tahunnya, pembangunan RSU Medical Mandiri pun dimulai.
Setahun kemudian, di tahun 2018, mimpi itu menjadi kenyataan. RSU Medical Mandiri Pacitan resmi beroperasi, diresmikan langsung oleh Bupati Pacitan kala itu, Indartato.
Namun, badai belum sepenuhnya reda. Saat pandemi COVID-19 menghantam dunia, rumah sakit yang masih belia ini diterpa krisis ganda: finansial dan kepercayaan masyarakat.
“Saya sempat berpikir untuk menutup saja rumah sakit ini,”ujarnya.
“Tapi saya sadar, banyak orang menggantungkan hidupnya di sini,”imbuh dia.
Meskipun menghadapi tantangan minimnya dukungan rekomendasi dari pemerintah daerah pada saat itu, Warkim dan seluruh tim tetap berdiri teguh, berjuang mati-matian.
Perlahan tapi pasti, seiring meredanya pandemi di tahun 2021, kepercayaan masyarakat pulih dan jumlah pasien mulai merangkak naik.
Kini, RSU Medical Mandiri Pacitan berdiri kokoh sebagai bukti nyata kekuatan tekad dan kerja keras.
Kisah dr Warkim adalah inspirasi, bahwa rintangan terbesar sekalipun bisa diatasi dengan semangat pantang menyerah demi mewujudkan impian yang bermanfaat bagi banyak orang.
“Tanamkan cita-citamu setinggi langit, dan usahalah sekuat tenaga untuk menggapainya,” pesan dr Warkim.
Video Kisah Inspiratif, dr. Warkim dan Perjuangan Membangun RS Swasta Pertama di Pacitan