Pacitanku.com, PACITAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sartono Hutomo meraih gelar doktor di bidang pariwisata dari Fakultas Priwisata Universitas Udayana (UNUD) Denpasar Bali.
Pria asli Pacitan itu sukses mempertahankan disertasinya dengan judul ‘Penciptaan branding Pariwisata yang Atraktif melalui Pengabdian Kreatif Komunitas Tokoh Pacitan, Jawa Timur.’
“Alhamdulillah, pada bulan Juli lalu saya menyelesaikan sidang terbuka disertasi saya tentang penciptaan branding pariwisata yang atraktif melalui pengabdian kreatif komunitas tokoh Pacitan Jawa Timur dan berhasil dipertahankan di depan dewan penguji untuk mendapatkan gelar doktor bidang pariwisata,”kata Sartono saat berbincang dengan Pacitanku.com, baru-baru ini.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Sartono menceritakan, dalam disertasi yang berhasil diselesaikan kurang dari 3 tahun itu, dirinya menggunakan metode penelitian kualitatif.
Dimana, kata dia salah satu data yang diperoleh adalah mewawancarai para tokoh Pacitan yang dianggap memiliki pengabdian dan sumbangsih untuk pariwisata Pacitan.
Sartono mengungkapkan ada 9 tokoh yang kemudian disebut informan kunci dalam penulisan disertasinya. Yakni Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai memiliki pengabdian luar biasa mendongkrak pariwisata Pacitan, salah satunya adalah dengan pembangunan Museum dan Galeri SBY-Ani.
Kemudian informan kunci yang kedua adalah anggota DPR RI Edhie Bhaskoro Yudhoyono (EBY) yang sukses menyelenggarakan festival Ronthek dan Mozaik 3D Configuration dan sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat.
Tokoh yang ketiga, kata Sartono, adalah Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang memiliki kontribusi terhadap berbagai event di Pacitan, seperti Watu Bale Expedition Lintas Alam dan merupakan pejabat publik Pacitan.
“Informan kunci yang keempat adalah Bapak Indartato, beliau perintis olahraga surfing Hello Pacitan dan merupakan Bupati Pacitan periode 2016-2021, juga ada Bapak Soedibyo Ali Moeso sebagai perintis sekaligus ketua Paguyuban Warga Pacitan (PWP) dan merupakan tokoh BKKBN,”jelas anggota komisi VII DPR RI yang membidani energi, riset dan teknologi ini.
Berikutnya, kata Sartono ada tokoh lainnya yaitu Sutarto Ali Moeso yang pernah menjabat sebagai Kepala Bulog dan sangat membantu peningkatan pertanian di Pacitan.
“Juga ada Mas Agus Subandono, beliau seorang pengusaha yang membangun hotel di Pacitan untuk pengembangan pariwisata di Pacitan dan merupakan orang asli Pacitan sekaligus anggota PWP,”jelas pria yang kembali terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 ini.
Dua tokoh lainnya yang turut menjadi informan kunci, kata Sartono, masing-masing adalah Dwi Hardianto yang juga pengelola destinasi pariwisata Sungai Maron Pringkuku.
Kemudian informan kunci ke-9 adalah Dwi Purnawan yang merupakan founder Pacitanku yang memasarkan pariwisata Pacitan melalui website dan kanal media sosial lainnya seperti youtube, dengan nama Pacitanku.com.
“Melalui pengalaman para tokoh yang menjadi informan kunci tersebut, kemudian muncul gagasan branding pariwisata Pacitan yang kami angkat dalam disertasi ini, kami beri nama ‘Pacitan Go Forward’ yang merupakan akronim dari Growing Forever our Wonderland of cultural and Rural Adventurous Destination,”ujarnya.
Branding ‘Pacitan Go Forward’, kata Sartono, merupakan wujud dedikasi untuk menggambarkan Pacitan sebagai pusat pertumbuhan, inspirasi dan peluang baru di masa depan.
Atas karya monumental tersebut, Sartono mendapatkan penilaian Istimewa, yakni summa cumlaude atau dengan pujian dari Universitas Udayana (UNUD) Denpasar Bali.
Dia berharap, hasil dari disertasi ini kedepan juga memberikan banyak kemanfaatan untuk pertumbuhan pariwisata di Pacitan menjadi lebih baik lagi.
“Tentunya kami harapkan Pacitan kedepan bertransformasi lebih baik, meningkatkan kunjungan wisata Pacitan, melalui daya tarik keunikan aktivasi festival dan event serta meningkatkan citra dan popularitas Pacitan,”tukasnya.
Menurut Sartono, branding ‘Pacitan Go Forward‘ bukan sekedar slogan, tetapi suatu komitmen untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dengan mengajak semua orang untuk berkontribusi melestarikan warisan budaya dan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi.
“Ini adalah kisah tentang transformasi daerah yang berakar pada nilai-nilai tradisional, sambil terus melangkah ke depan untuk menghadapi tantang masa depan,”pungkas Sartono.