Gema Tabuhan, Hadirkan Kembali Sejarah Adanya “Studio Musik” Pra Sejarah di Kabupaten Pacitan

oleh -240 Dilihat
Elizabeth Schimana, komposer asal Austria. (Foto: Julian Tondo/pacitanku)

Pacitanku.com, PUNUNG–Keanekaragaman sumber daya alam di kabupaten Pacitan, hadirkan sejumlah misteri yang luar biasa. Salah satunya goa Tabuhan yang terletak di Desa Wareng, Dusun Tabuhan, Kecamatan Punung.

Goa Tabuhan dikenal sebagai goa pertama kali yang menjadi destinasi wisata di Pacitan kala itu, dan bagian perbagian dindingnya (stlaktit-stalagmit) dapat memunculkan bunyi menyerupai alat musik gamelan.

Keunikan goa Tabuhan itulah yang menyebabkan Elizabeth Schimana (73) seorang komposer perempuan asal Austria menjadi tertarik untuk mengeksplore bunyi yang ada di dalamnya.

Ketertarikan Elizabeth semakin besar ketika dirinya mengetahui cerita pra sejarah dari goa Tabuhan
melalui kurasi dari Ignatia Nilu (Jogjakarta) .

Nilu (sapaan akrab) mengkurasi ketertarikan Elizabeth melalui sejarah goa tabuhan dan berbagai bentuk jenis keistimewaan di dalammya.

“Goa tabuhan ini unik. Accoustic di dalamnya dapat menciptakan suara yang dihasilkan dari dindingnya menjadi komposisi bunyi yang seolah mengajak kita untuk kembali ke masa jaman batu.” Kata Nilu, Sabtu (7/12/2024).

Melalui berbagai bentuk eksplorasi, kajian bunyi, kajian jenis batuan, hingga sejarah budaya sekitar goa Tabuhan, akhirnya memunculkan satu ide untuk membuat pertunjukan dengan judul gema Tabuhan, dalam rangka mengekplorasi kembali sejarah bunyian jaman batu.

“Kami mengkaji dari berbagai sisi. Dan goa tabuhan patut jika menjadi cagar alam budaya dunia. Seolah ini menyadarkan kita bahwa bisa jadi goa tabuhan adalah sebuah studio musik pra sejarah kala itu”. Ungkap Nilu

Nilu menambahkan, ketertarikan Elizabeth untuk membuat Pertunjukan gema Tabuhan ini sebagai usaha untuk menjaga kelestarian cagar budaya goa Tabuhan, karena seiring perkembangan waktu tanpa disadari keunikan goa tabuhan akan lenyap jika tidak dijaga.

“Dengan pertunjukan ini berharap kita semua akan menyadari bahwa goa ini adalah sumber daya alam yang wajib kita jaga. Sadar bahwa goa ini adalah bagian dari budaya dunia.” Jelas nilu saat pers conference jelang pertunjukan.

Gema Tabuhan adalah satu pertunjukan ekplorasi bunyi, yang digelar di dalam goa. Pertunjukan ini bukan sekedar bermain suara dan bunyi di dalamnya, namun juga memperhatikan segala bentuk teknisnya, mulai dari penataan sound dengan gelombang tertentu, penataan pencahayaan lampu dengan sorot yang diatur sedemikian rupa, hingga pembatasan jumlah penonton. Hal ini dilakukan dalam rangka tetap menjaga keutuhan goa agar tidak rusak kemudian hari karena efek bunyi dari sound sistem dan paparan pencahayaan lampu.

“Sebelum memutuskan melakukan pertunjukan didalam goa, kami melakukan banyak sekali kajian yang tujuannya bagaimana pertunjukan bisa berjalan tanpa harus menimbulkan efek kerusakan di dalamnya. Ya niatan pertunjukan ini bertujuan untuk menyadarkan kita tentang pentingnya mengenal dan menjaga budaya, jangan sampai malah menjadi rusak.” Pungkas Nilu.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.