Aksi Bela Palestina Mengglobal, Tiktok Jadi Salah Satu Sebabnya

oleh -468 Dilihat
MENYEMUT. Massa di kawasan monuman nasional (Monas) DKI Jakarta mengikuti aksi bela palestina pada Minggu (5/11/2023). (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)

Pacitanku.com, JAKARTA – Sebulan sejak krisis Gaza Palestina, kini isu ini menjadi berita paling menarik perhatian di seluruh dunia, bahkan menggeser berita perang Ukraina Rusia. Ini bisa dilihat dari pemberitaan dan juga berbagai konten viral di media sosial, hampir seluruhnya tentang Palestina.

Pakar media sosial dan perlindungan data pribadi (PDP) Ibnu Dwi Cahyo dalam keterangan tertulis yang diterima Pacitanku.com, Senin (6/11/2023) menjelaskan bahwa keberadaan TikTok menjadi salah satu faktor isu Gaza Palestina ini sampai ke masyarakat dunia dengan sangat massif.

“Terakhir konflik Gaza Palestina terjadi 2017, dimana saat itu TikTok belum sebesar sekarang jangkauannya. Algoritma TikTok membuat sebuah konten dengan cepat viral, bahkan tanpa perlu disokong dengan iklan berbayar. Apalagi TikTok buatan Tiongkok, sehingga bisa dibilang proses banned terhadap konten pro Palestina tidak massif seperti di platform media sosial lain seperti Instagram, facebook dan Youtube,” jelas Executive Director Siber Sehat Indonesia (SSI) ini.

Ditambahkan Ibnu, konten-konten Palestina yang tersebar di Whatsapp Group juga sebagian besar dari TikTok, karena memang sangat mudah mendownload video dari TikTok secara default.

“Kalau kita lihat masyarakat di dunia barat juga sangat massif melakukan penolakan terhadap serangan Israel ke Gaza, pembelaan mereka terhadap Palestina sangat besar. Konsumsi konten mereka lewat TikTok lah yang membuat perbedaan dengan konflik Palestina Isarel sebelumnya, dimana konsumsi konten hanya lewat media sosial Instagram, Facebook, Youtube saja,” terangnya.

“Dari data sepekan terakhir, dengan keyword Gaza dan Palestine, AS, Indonesia, India dan Prancis berada secara berurutan menjadi negara dengan pembicaraan terbesar. Sedangkan dengan keyword Palestina Indonesia di peringkat pertama diikuti oleh negara-negara berbahasa latin seperti Spanyol serta negara di Amerika Selatan. Data diambil dari sebagian platform besar seperti TikTok, X (Twitter), Youtube dan media online maupun blog,” jelas Ibnu.

Di platform X (Twitter) Piers Morgan menjadi salah satu akun yang sangat ramai, karena wawancaranya dengan kedua belah pihak. Bahkan wawancara Piers Morgan dengan Bassem Youssef menjadi salah satu konten yang paling viral di TikTok dan juga platform media sosial lainnya.

Di Tiktok tanah air cukup viral video Bang Onim dan Muhammad Husein, dua WNI yang menjadi relawan di Gaza.

“Viralitas konten-konten Palestina di TikTok ini, membuat membesarnya support terhadap Palestina dari masyarakat Barat, demo-demo besar di London, Washington dan berbagai kota besar di barat sangat menggambarkan hal tersebut. Terutama konten-konten terkait pemboman Israel ke berbagai lokasi sipil seperti gereja, rumah sakit maupun sekolah dan tempat pengungsian,”terang Ibnu.

Namun bukan berarti TikTok tidak menghapus video terkait konflik Palestina ISrael di Gaza, banyak sekali video yang dihapus dengan berbagai alasan.

Misalnya permintaan dari Uni Eropa untuk menghapus berbagai video, terkait dengan adanya UU Layanan Digital Eropa.

TikTok juga didorong menghapus berbagai video yang dianggap mendorong masyarakat untuk berpihak ke Hamas. Ancaman dari Uni Eropa tidak main-main karena TikTok bisa didenda 6% dari revenue tahunan mereka.

Meski TikTok mulai banyak menghapus video konflik Plastina Isarel, namun keberadaan TikTok telah mengubah persepsi banyak masyarakat dunia terkait konflik ini.

Algoritma yang mendorong sebuah video cepat viral membuat informasi lebih cepat sampai disalurkan, meski akhirnya video tersebut dihapus, namun sudah sampai di masyarakat global, bahkan didownload berkali-kali dan disebar ulang di WA group maupun di platform digital lainnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.