Program SPAM Turut Bantu Turunkan Titik Kekeringan di Pacitan

oleh -5 Dilihat
SUMUR BOR DI PACITAN. Salah satu sumur bor SPAM di Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo turut membantu penanganan kekeringan di Pacitan. (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, PACITAN – Sekretaris Daerah (Sekda) Pacitan Heru Wiwoho Supardi Putra menyebut titik kekeringan di Pacitan semakin menurun atau berkurang.

Baca juga: Sekda: Pemerintah Hadir Atasi Kekeringan di Pacitan, Masyarakat tak Perlu Khawatir

Salah satu yang turut berkontribusi adalah beberapa waktu belakangan banyak program-program untuk membantu kekeringan, seperti sumur bor dan berbagai intervensi sumber mata air di Pacitan lainnya.

“Cakupan kekeringan kita sudah semakin berkurang karena banyak dalam 2 tahun terakhir setelah kekeringan yang cukup besar dulu, banyak program-program, baik program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun sistem penyediaan air minum (SPAM),”kata Heru saat berbincang dengan awak media, Senin (4/9/2023) di Pacitan.

Program-program tesebut, kata Heru bisa meng-cover kegiatan pengeboran atau pembuatan sumur bor sehingga turut berkontribusi menurunkan titik kekeringan di Pacitan.

Lebih lanjut, Heru mengatakan Pemerintah akan terus hadir membantu warganya dalam mengatasi kekeringan di Pacitan. Dia juga mengatakan saat ini kekeringan di Pacitan semakn menurun atau berkurang.

Heru mengatakan kejadian bencana kekeringan akibat kemarau panjang ini sudah dikalkulasi dan direncanakan penanggulangannya oleh lembaga penanggulangan bencana di daerah, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

“Dan sudah dikalkulasi juga direncanakan oleh BPBD, data BPBD akan selalu update, termasuk koordinasi dengan desa untuk selalu mengupdate data kekeringan,”tandas dia.

Terkait pendanaan, Heru menyebut Anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) di APBD bisa digunakan untuk membantu mengatasi kekeringan.

Selain itu, kata Heru, Desa pun juga bisa secara cepat mengantisipasi dengan anggaran kebencanaannya.

“Kalau (Dana desa) nggak cukup, Pemda bantu, Pemda akan selalu seiring dengan desa sehingga tidak mungkin desa akan dihabiskan semua (dana) tadi, action yang memang segera mendesak, Pemda juga akan ikut membantu action itu,”ujar dia.

Heru memastikan, Pemerintah selalu siap siaga mengatasi kekeringan yang belakangan ada kenaikan titik, yakni di 13 desa di 6 kecamatan.

“Saya kira masyarakat kalau memang membutuhkan harus segera ke kita, sehingga kita akan segera tangani. Kadang mungkin mereka tidak menyampaikan (ke Pemerintah), menyampaikan ke orang lain, padahal Pemda siap, BPBD bisa, dan itu di situ ada call center,”jelas dia.

Di sisi lain, selain upaya dropping air bersih ke titik kekeringan, Heru mengatakan kedepan harus segera dilakukan intervensi sumber mata air di Pacitan agar bisa menjadi salah satu solusi saat kemarau panjang.

“Sumber mata air baru sudah ada, di data baik di Bappeda, di BPBD, dan itu dan mungkin mana yang harus segera kita intervensi, kita intervensi yang bisa dalam waktu jangka pendek kita intervensi, kita intervensi,”pungkasnya.

BPBD Pacitan menyebut ada penurunan jumlah titik kekeringan dibanding beberapa tahun belakangan, utamanya saat tahun 2019 dimana Pacitan mengalami musim kemarau panjang saat itu.

Pada tahun 2019 ada 72 desa di 12 kecamatan mengalami kekeringan, sementara hingga saat ini di tahun 2023, baru 13 desa yang terdampak kekeringan.

Saat ini sebanyak 7.412 jiwa di 13 desa di 6 Kecamatan di Pacitan terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.

Sejumlah upaya pun dilakukan Pemkab untuk membantu mengatasi kekeringan, salah satunya dengan dropping air bersih di sejumlah titik kekeringan.