Nasib Malang Bayi Muhammad Akmal, Alami Asfiksia Berat dan Dirawat Intensif di RSUD dr Darsono Pacitan

oleh -42 Dilihat
Dokter spesialis anak RSUD dr Darsono Pacitan dr. Yulia Fatma Wardani. (Foto: Sulthan Shalahuddin)

Pacitanku.com, PACITAN— Nasib malang dialami oleh Muhammad Akmal. Akmal adalah anak dari pasangan suami istri, Supriyanto dan Ariwiani Wulandari yang kini harus berjuang di ruang neonatal intensif care unit (NICU) RSUD Dr. Darsono Pacitan.

Akmal harus dirawat intensif karena menderita asfiksia berat sejak dilahirkan pada 29 Maret lalu.

Dokter spesialis anak RSUD dr Darsono Pacitan, kemarin (6/4/2023) dr. Yulia Fatma Wardani mengungkapkan bayi Akmal sampai saat ini masih perlu dilakukan perawatan secara intensif.

Lebih lanjut, Yulia menjelaskan asfiksia merupakan kegagalan bayi dalam bernafas dengan teratur. Sehingga memengaruhi semua jaringan tubuh dalam mendapatkan oksigen secara optimal.

“Penyebabnya ada berbagai macam. Bisa karena ibu bayi yang mengalami gangguan kesahatan dan sebagainya, untuk kasus pasien ini, disebabkan karena tali pusarnya tergencet tubuh bayi ketika proses persalinan,”katanya saat ditemui awak media.

Yulia menerangkan sebenarnya Akmal dilahirkan secara normal di bidan desa di wilayah Tulakan. Berat badan bayi ketika lahir 3,2 kilogram dan panjang 48 sentimeter.

Saat diketahui mengalami asfiksia, dia dirujuk ke RSUD dr. Darsono dan langsung mendapatkan penanganan di instalasi gawat darurat (IGD) sebelum dipindahkan ke ruang NICU.

‘’Selama tujuh hari ini kondisinya naik turun, sempat kejang juga karena otaknya tidak mendapatkan suplai oksigen cukup lama,”ujar dr Yulia.

Meski demikian, masalah itu dapat ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit. Hanya, pada usia empat hari, Akmal juga mengalami infeksi. Sehingga perlu dilakukan penanganan lebih serius lagi. Yulia menyebut tidak perlu dilakukan operasi pada pasien.

Namun demikian, agar dapat pulih harus dilakukan perawatan secara intensif di ruang NICU. ‘’Hingga kondisinya stabil dan layak pulang,”tandas dia.

Yulia menerangkan kondisi stabil adalah jika bayi sudah dalam kondisi nafasnya aman, dapat menangis, dapat minum maupun buang air sendiri dan sebagainya.

Yulia tidak dapat memastikan butuh berapa waktu perawatan sampai kondisi Akmal stabil. Namun, secara perkiraan masih perlu dirawat sekitar dua pekan lagi.

Masalahnya, biaya perawatan di ruang NICU cukup mahal. Bahkan, sehari bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 2 juta.

‘’Karena di ruang NICU itu menggunakan monitor 24 jam. Belum lagi suplai oksigen yang besar, obat-obatan dan peralatan,”paparnya.

Hal itu yang dikeluhkan keluarga pasien lantaran mereka tidak terdaftar Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Bahkan, pihak keluarga sempat akan membawa pulang Akmal meski kondisinya belum stabil dan layak.

Namun, pihak RSUD Dr. Darsono terus mengupayakan agar bayi tersebut bisa menjalani perawatan secara intensif hingga pulih.

‘’Karena kebetulan kami (RSUD Dr. Darsono) satu-satunya rumah sakit yang ada NICU dengan kapasitas lima ventilator dan tiga dokter anak,’’ terangnya.

Disebutkan, kasus bayi yang mengidap asfiksia di Pacitan bukan kali pertama ditemukan. Tahun 2022 lalu, ada sebanyak 24 pasien dengan gangguan serupa yang ditangani RSUD Dr. Darsono.

Tahun 2023 ini, selain Akmal ada seorang bayi lagi yang mengalami nasib serupa. Terkait kondisi tersebut, pihak keluarga berharap bantuan dari berbagai pihak agar Akmal juga dapat dipulihkan dan bisa berkembang dengan normal.