Kasus Leptospirosis Terdeteksi di Pacitan, Tiga Warga Dilaporkan Meninggal Dunia

oleh -0 Dilihat
SOSIALISASI. Tim dari Dinkes Jatim menggelar sosialisasi penyakit leptospirosis di Desa Mujing, baru-baru ini. (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku)

Pacitanku.com, NAWANGAN – Kasus leptospirosis dilaporkan terdeteksi di Pacitan, tepatnya di Kecamatan Nawangan.

Menurut keterangan dari Camat Nawangan Sukarwan,  ada 7 warga yang terinfeksi dirawat di Puskesmas. Kemudian ada yang dirujuk ke Pacitan (RSUD dr. Darsono) dan pada akhirnya meninggal dunia.

Tiga warga dilaporkan meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus ini.

Kasus pertama infeksi kencing tikus ditemukan di Desa Mujing. Ada puluhan warga di desa setempat dilaporkan reaktif.

Salah seorang penderita yang meninggal sebelumnya sempat dirujuk ke RSUD dr Darsono Pacitan. Sedangkan 2 lainnya  karena  belum terdekteksi sehingga kondisinya semakin parah.

Atas temuan kasus ini, pria yang akrab disapa Karwan ini mengungkapkan pemerintah melakukan berbagai langkah penanganan penyebaran leptospirosis.

Proses itu adalah mulai dari identifikasi awal, sosialisasi hingga pengambilan sampel penderita leptospirosis.

“Masyarakat begitu ke sawah untuk panen, kadang-kadang tidak pakai sepatu, terus kakinya luka dan bengkak, akhirnya dirawat ke Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit, bahkan sudah ada yang sembuh,”ujarnya saat dihubungi awak media, baru-baru ini.

“Yang meninggal itu karena punya luka di kakinya luka yang ada luka infeksi berat, karena ndak bawa sepatu kalau ke sawah, karena kena kencingnya tikus itu,”imbuhnya.

Pihaknya menggelar rapat koordinasi hingga mulai dari Forkopimcam, Dinkes bersama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) telah pekan lalu telah ke Nawangan.

Berdasarkan hasil pencermatan di lapangan diketahui bahwa tingkat populasi tertinggi tikus ada di Desa Mujing. Sementara korban meninggal merupakan seorang warga Desa Mujing dan dua warga Desa Gondang.

“Dari balai penelitian ke Nawangan ke desa-desa semuanya disampel selama 3 hari dari provinsi, sementara untuk poulasi paling banyak itu di Gumper dan Pakel di Desa Mujing,”jelasnya.

Sebagai informasi, Leptospirosis paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan luka terbuka di kulit.

Orang ini kemudian melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan. Bakteri ini juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir.