Perdana, Perusahaan di Pacitan Ekspor 500 Ton Jahe Gajah ke Bangladesh

oleh -55 Dilihat
EKSPOR PERDANA. PT IBL memberangkatkan dua kontainer untuk ekspor ke Bangladesh terkait komoditi jahe gajah, Jumat (26/8/2022). (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – PT Indo Bumi Lavanaa (IBL), salah satu perusahaan eksportir di Pacitan yang fokus perdagangan rempah-rempah sukses memberangkatkan total 500 ton jahe gajah ke Negara Bangladesh.

Secara resmi, pemberangkatan perdana ekspor ratusan ton jahe gajah tersebut dilakukan pada Jumat (26/8/2022) dengan armada dua kontainer di Kelurahan Sidoharjo, Pacitan.

Turut hadir dalam kegiatan itu Kepala Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan Sunaryo yang secara resmi memberangkatkan ekspor jahe gajah ke Bangladesh.

Direktur PT IBL Mayang Anggun Meisremala mengatakan ekspor ratusan ton jahe gajah ke Bangladesh itu berawal dari permintaan yang tinggi, terutama dari Bangladesh.

“Untuk komoditas jahe gajah berawal dari permintaan, kita lihat potensi di Pacitan mendukung komoditas jahe gajah, tidak hanya jahe gajah, tapi juga temu lawak, namun yang saat ini ada permintaan, baru jahe gajah,”kata Mayang saat dikonfirmasi di sela-sela pemberangkatan ekspor, Jumat sore.

Tak tanggung-tanggung, negara di Asia Selatan itu mengimpor 500 ton jahe gajah yang dikirim dari Pacitan melalui PT IBL ke Bangladesh.

“Dan kita sampai dengan November 2022 itu dapat kuota ekspor 500 ton dari Bangladesh, cuma pengirimannya parsial, hari ini (Jumat 26 Agustus 2022) kirim dua kontainer dengan nilai Rp 500 juta ke atas, dan memang saat ini yang bisa langsung dikirim ekspor adalah rempah-rempah fresh,”jelasnya.

Total 500 ton jahe gajah itu, imbuh Mayang, dimungkinkan akan digunakan untuk industri lanjutan di Bangladesh.

“Kita belum tahu pasti (penggunaan jahe gajah di Bangladesh), tapi dimungkinan (produk jahe gajah) untuk industri lanjutan, karena rempah-rempah menjadi bahan baku bumbu masakan,”tandas dia.

Selain itu, Mayang menuturkan, perusahaannya sengaja mengambil market ekspor karena dinilai mempunyai kuota lebih besar.

Direktur PT IBL Mayang Anggun Meisremala (baju biru) saat berbincang dengan awak media pada Jumat (26/8/2022). (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku.com)

“Awalnya pertama kali mendirikan PT IBL ingin mengangkat kesejahteraan petani agar jadi rempah-rempah di Pacitan ini stabil harganya, dan alasan kita untuk market itu ekspor ada kenaikan, kuota lebih besar kalau kita lempar ke pasar ekspor,”ungkapnya.

Selain mengambil market ekspor, Mayang mengatakan kedepan perusahaannya juga akan membuat kawasan organik terpadu di Pacitan.

Hal itu dilakukan agar bisa menyosialisasikan kepada petani tentang spek produk yang dibutuhkan perusahaannya.

“Kedepan sosialisasi ke petani menjadi program, karena kita itu perusahaan yang sudah mendapat sertifikasi organik dari eropa, dan dari 242 perusahaan, hanya Pacitan yang terpilih, sehingga kita ingin kedepan ada kawasan organik terpadu, agar petani tahu spek (produk) yang kita butuhkan,”pungkasnya.

PRODUK EKSPOR. Petugas memasukkan jahe gajah ke kontainer untuk diekspor ke Bangladesh, Jumat (26/8/2022). (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku.com)