Dirut PDAM Pacitan Harapkan Waduk Tukul Jadi Sumber Air Baku Baru untuk Warga

oleh -1 Dilihat
Waduk Tukul Pacitan. (Foto: BPMI)

Pacitanku.com, PACITAN – Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pacitan Agus Suseno berharap keberadaan Waduk Tukul di Kecamatan Arjosari, Pacitan menjadi sumber air baku baru untuk kebutuhan warga Pacitan.

“Kedepan kaitan dengan keberadaan Waduk Tukul diharapkan sebagai sumber air yang baru untuk melayani masyarakat Pacitan, kedepannya seperti itu,”kata Agus saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (22/3/2022) di Pacitan.

Lebih lanjut, Agus mengatakan saat ini memang pihaknya kesulitan menemukan sumber air baru. Saat ini ada 15 sumber air yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk kebutuhan air minum warga sekitar 21,5 ribu sampai 22 ribu KK.

“Sumber air baru sendiri kalau di Pacitan sumber air baru sulit juga, sumbernya itu-itu aja dengan kapasitas yang terbatas. Untuk pelayanan ada sekitar 21500-22000 kk yang tersebar di 10 kecamatan, kecuali Tegalombo dan Bandar,”tandasnya.

Adapun kondisi saat ini, Agus mengatakan kondisi suplai air PDAM ke warga aman. Hanya saja, kata dia, Ketika musim kemarau datang ini yang memang kita ekstra kerja keras di lapangan melayani masyarakat.

“Alhamdulillah saat ini kondisi di lapangan kaitannya dengan sumber air air baku masih aman, wilayah pelayanan berjalan dengan baik dan lancar, ada sekitar 15 sumber air, semuanya berfungsi. Air baku PDAM masih mencukupi, hanya saja di saat musim kemarau ada beberapa wilayah yang memang debitnya mengecil,”jelasnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kondisi debit air mengecil tersebut, Agus mengatakan PDAM memberlakukan blok system.

“Kita bagi ke wilayah A B dan sebagainya, sehingga masyarakat tetap mendapatkan pasokan air dari PDAM. Blok system itu diberlakukan ketika nantinya musim kemarau, alhamdulillah saat ini ini masih normal,”tandas dia.

Memang, kata Agus, ada sejumlah kendala yang dia temui baik saat musim penghujan atau kemarau kaitan dengan penyaluran air minum untuk warga.

“Ketika musim kemarau sumber air surut 25 persen, tapi ketika di musim penghujan air melimpah surplus tetapi kualitas yang menurun, ketika musim banjir itu juga perlu pengolahan, yang mana pengolahan itu harus memenuhi standart air bersih, Ketika di musim kemarau penurunan drastic hal itu dikarenakan Pacitan tidak lepas dari kondisi topografi yang ada, tanah berkapur dan bebatuan,”papar dia.

Secara pendapatan, Agus mengatakan mulai beberapa tahun terakhir Perusahaan Daerah yang dipimpinnya mulai mengalami surplus.

“Tahun 2021 pendapatannya total sekitar Rp16 miliar. 2020 sekitar Rp15 miliar, dari pendapatan itu biaya operasional cukup tinggi, sekitar 30-40 persen, untuk pendapatannya sudah ada surplus tapi nilainya sedikit, yang tahun 2020 ada sekitar Rp300 juta, untuk tahun 2021 sekitar 800 juta,”pungkasnya.