Jelang Purna Tugas, Indartato Tilik Warga dan Bernostalgia Bersama Teman SMA

oleh -0 Dilihat
NOSTALGIA. Bupati Pacitan Indartato saat bertemu teman semasa SMA. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Jelang memasuki masa purna tugas sebagai Bupati Pacitan, Indartato kembali melakukan kegiatan blusukan yang dikenal dengan tilik warga. Kali ini, Bupati Pacitan dua periode tersebut juga bernostalgia Bersama rekannya semasa SMA di Desa Banjarsari, Kecamatan Pacitan.

Adalah Istiyah, salah satu teman SMA Indartato yang menceritakan saat-saat dirinya bersama Indartato menempuh studi di SMA tahun 1973.

Istiyah menceritakan saat dirinya Bersama Indartato mendapatkan hukuman dari Kepala Sekolah saat itu.

Saat itu, tahun 1973, seketika Pak Suroyo marah mendapati tanaman kacang tanah disamping kelas berserakan. Tanaman hasil berkebun para siswa itu belum layak panen karena masih “gombong” (belum tua).

Namun, rasa penasaran sekelompok siswa memaksa tanaman kacang tanah itu tercerabut sebelum waktunya sehingga gagal panen. Tak pelak, ulah mereka berakhir dengan hukuman dari sang kepala sekolah.

6 siswi dan satu siswa harus berdiri dibawah sinar matahari. Sepenggal kisah ini dituturkan oleh Istiyah, teman SMA Bupati Pacitan Indartato. Perempuan paruh baya warga Dusun Padangan Desa Banjarsari itu masih ingat betul masa masa menimba ilmu bersama Indartato remaja tahun 1973.

“Kami bertujuh yang enam perempuan dan yang laki laki sendiri adalah pak In (Indartato), semua kena hukuman,”kenang Istiyah, seperti dikutip dari laman Humas Pemkab Pacitan, Sabtu (27/3/2021).

Sebenarnya lanjut perempuan dengan 6 cucu itu, tanaman kacang tanah tersebut merupakan hasil berkebun para siswa sendiri, memanfaatkan ruang kosong disamping kelas.

Hanya rasa penasaranlah yang mendorong mereka memanen kacang tanah terlalu dini. Alhasil, tindakan tersebut justru mengantarkan mereka pada hukuman.

Kisah indah masa SMA itu kembali terajut saat Bupati Indartato melakukan Tilik Warga di Desa Banjarsari.

Anjangsana sang pemimpin untuk berpamitan karena masa pengabdianya sebagai kepala daerah dua periode segera berakhir. Bupati Indartato secara khusus mengenalkan sahabat dan teman semasa sekolahnya itu kepada seluruh rombongan yang hadir.

“Bu Istiyah wonten, meniko rencang kulo sae wonten SMA (Bu Istiyah ada, ini adalah teman baik saya waktu di SMA),”ujar Indartato.

Bagi Istiyah, sosok Indartato hampir tidak pernah berubah. Saat masih di bangku SMA, suami Luki Tri Baskorowati itu termasuk supel dan periang.

Meski, cenderung agak pendiam dibanding teman teman lain. Dan saat menjadi pemimpin di Pacitan, sifat itu tetap sama.

Bahkan, disela kesibukanya menjalankan roda pemerintahan, Indartato masih bisa meluangkan waktu untuk teman dan sahabat.

“Kami masih sering berkumpul bahkan diundang di halking (halaman wingking).”tutur Istiyah.

Istiyah dan cerita kacang tanah adalah satu diantara selaksa kisah dari seorang Indartato.

Masih banyak ragam cerita lain yang unik dan inspiratif dari bupati yang terkenal dengan kesantunanya itu. Semuanya terukir indah dalam 10 tahun pengabdian menjadi Bupati Pacitan. (red/Humas)

Ngopi #9: Mau ke Mana Pak In Setelah Purna Tugas dari Bupati?