Dampak Corona, Omzet Pelaku Usaha Pangkas Rambut di Pacitan Sempat Sekarat

oleh -0 Dilihat
Wahyu pemilik Barbershop di Pacitan. (Foto: Yuniardi sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN– Hampir semua pelaku usaha pangkas rambut di kawasan kota Pacitan, mengalami turun omzet, pasca diumumkannya satu pasien positif coronavirus disease 2019 (COVID-19), kali pertama oleh gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan, beberapa waktu lalu.

Sontak, pendapatan usaha potong rambut tersebut turun drastis. Pasca mencuatnya pemberitaan di media massa, banyak masyarakat enggan untuk cukur atau pangkas rambut.

Terutama para pelaku usaha pangkas rambut yang berada di kawasan kota, hanya bisa menunggui kiosnya sementara tak ada pelanggan yang datang untuk memanfaatkan jasanya.

Hal ini seperti dialami Wahyu, pemilik barber shop yang berada di seputaran Kelurahan Pucangsewu, Kecamatan Pacitan. Ia mengaku usahanya sempat kembang-kempis pasca ditetapkannya satu pasien positif COVID-19 asal klaster asrama haji Sukolilo Surabaya, kala itu.

“Omzet di kios kami langsung turun drastis, begitu ada informasi di media massa adanya satu pasien positif COVID-19 asal klaster asrama haji Sukolilo Surabaya,”ujarnya, Senin (11/5/2020) petang.

Terlebih ketika media massa memuat pemberitaan, tukang cukur dari pasien tersebut dinyatakan reaktif hasil rapid diagnostic test (RDT) COVID-19.

“Masyarakat pelanggan semakin ketakutan untuk cukur disini. Mereka menganggap kalau pasien positif COVID-19 itu, sering pangkas rambut di tempat kami,”tuturnya pada pewarta.

Hampir sebulan, usaha milik pria asal Jakarta tersebut, kosong melompong tanpa kehadiran pelanggan. Padahal sebelumnya, ia mengaku sempat kewalahan melayani pelanggannya. Sebab di baber shop milik Wahyu, terbilang sangat lengkap.

Ia tak hanya bisa melayani pangkas rambut, namun refleksi dan perawatan kecantikan bagi kaum hawa juga ia sediakan.

“Alhamdulillah, sekarang kepercayaan masyarakat sudah mulai pulih. Pelanggan yang awalnya enggan datang, saat ini kembali mau berkunjung ke sini untuk pangkas rambut atau keperluan lainnya,”jelas Wahyu.

Pada kesempatan tersebut, ia menegaskan, kalau selama ini pasien positif COVID-19 yang berasal dari klaster Sukolilo Surabaya, tidak pernah pangkas rambut di baber shop miliknya. Sehingga ia berharap, agar masyarakat tidak terlalu pobia dengan persoalan tersebut.

Wahyu juga mengungkapkan, selama ini di barber shop miliknya, tetap mengindahkan imbauan yang disampaikan gugus tugas. Utamanya memakai masker, jaga jarak fisik (physical distancing) dan sesering mungkin cuci tangan pakai sabun (CTPS). Sebab, kata Wahyu, cara itu yang bisa memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan