Reaktif RDT Tapi Masih Berkeliaran, Gugus Tugas Minta Orang Tua dan Santri Temboro Disiplin Protokol Kesehatan

oleh -0 Dilihat
KONPERS. Jubir satgas COVID-19 Pacitan saat menjawab pertanyaan wartawan pada Kamis (7/5/2020). (Foto: Yuniardi Sutondo/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN –  Temuan kasus baru klaster Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fattah, Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, yang merupakan transmisi lintas kota penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19) sempat membuat satuan gugus tugas (satgas) was-was.

Pasalnya, sekalipun sudah ada satu santri yang dinyatakan positif COVID-19, namun gugus tugas masih mendapati sejumlah santri lain yang dinyatakan reaktif hasil rapid diagnostic test (RDT), masih nampak berkeliaran diluar rumah, tanpa memperhatikan porotokol kesehatan yang didengungkan pemerintah.

“Gugus tugas masih menerima laporan dari masyarakat, terkait adanya orang tua dari santri Temboro yang dinyatakan reaktif, namun masih dengan leluasanya beraktifitas keluar rumah,”ujar juru bicara satgas percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan, Rachmad Dwiyanto, Sabtu (9/5).

Tentu, lanjut dia, fenomena ini membuat masyarakat di sekitarnya menjadi resah.

“Untuk itu, kepada para santri dan orang tua dari santri Temboro untuk dapatnya memberikan contoh kepada masyarakat dalam hal pelaksanaan secara disiplin protokol kesehatan penanggulangan COVID-19 di Pacitan,”pesan pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pacitan ini.

Rachmad mengungkapkan, saat ini ada beberapa santri dan orang tua santri yang telah dinyatakan reaktif RDT atau rapid test. Bahkan ada salah satu santri penghuni wisma atlet sudah dinyatakan COVID-19 conform.

Dengan begitu, klaster Temboro sudah mengemuka dan menjadi momok menakutkan di bumi Pacitan.

Harapan gugus tugas, dengan telah mengemukanya klaster Temboro tersebut,  diharapkan kepada para santri dan orang tua santri untuk menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.

Langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi rasa was-was dan kecemasan warga, melihat para orang tua santri masih beraktifitas di luar rumah.

“Dengan adanya kejadian ini, tim tracing gugus tugas akan mengembangkan RDT ke seluruh orang tua dan keluarganya. Begitupun test swab akan dilaksanakan. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi agar klaster Temboro bisa dicegah penularannya,”beber mantan Kepala Dinas Kesehatan Pacitan ini.

Sambil menunggu pelaksanaan RDT serta swab, diharapkan kepada para orang tua santri dan keluarganya untuk dapatnya beraktifitas di dalam rumah.

Bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Khusus masalah ibadah juga disoroti oleh masyarakat karena masih adanya orang tua santri yang melaksanakan ibadah di musala. Ini yang juga memantik keresahan warga masyarakat sekitar.

“Kami tekankan agar selalu memakai masker saat keluar rumah dan berinteraksi sosial. Yang terpenting agar dipatuhi protokol penanganan COVID-19, oleh seluruh lapisan masyarakat Pacitan, agar pasien COVID-19 tidak semakin bertambah,”harap Rachmad.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan