Cerita Dandim Aris Tentang Pacitan: Kota Pendidikan Hingga DNA Orang Pintar

oleh -8 Dilihat
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0801/Pacitan Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang. (Foto: Agus Hermawan/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0801/Pacitan Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang memiliki pengalaman dan cerita tersendiri tentang Pacitan, daerah yang kini menjadi wilayah kerjanya di satuan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut.

Saat berbincang dengan Pacitanku.com, Kamis (8/8/2019) di Pacitan, pria yang akrab disapa Aris tersebut mencoba mempelajari kultur dan budaya di Pacitan.

“Hampir dua tahun saya melihat situasi kondisi kabupaten Pacitan, saya mencoba mempelajari kultur budaya dan juga menggali karakter masyarakat Pacitan, ternyata masyarakat ramah, damai, nrimo ing pandum (apa adanya), tidak kalah pentingnya hampir rata-rata personnya cerdas  dan kritis, sehingga saya menyimpulkan Kabupaten Pacitan itu ideal bisa disebut sebagai kota pendidikan, memang kelihatanya agak nyleneh,”kata dia.

Aris mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa menyebut Pacitan adalah kota pendidikan. Yang pertama, kata dia, Pacitan memiliki sosok KH Abdul Manan.

Sebagai informasi, KH Abdul Manan Dipomenggolo adalah peletak batu pertama Pondok Tremas. Dalam kitab Al-Ulama’ Al Mujaddidun karya Kiai Maimoen Zubair Sarang Rembang, disebutkan KH Abdul Manan adalah salah seorang ulama Ahlussunnah yang pertama kali membawa, mengaji dan mempopulerkan kitab Ithaf Sadat Al-Muttaqin, yaitu syarah dari kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali.

Selain itu, dalam sejarahnya, KH Abdul Manan merupakan salah satu ulama yang menjadi salah satu pionir terbentuknya jaringan ulama Nusantara. Dan karena KH Abdul Manan, lahir beberapa generasi salah satunya adalah Syaikh Mahfudz Attarmasi yang kelak menelurkan para murid di antaranya KH Hasyim As’ari, KH Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syamsuri, yang menjadi pendiri ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926.

Menurut Aris, sosok KH Abdul Manan adalah salah satu tokoh keagamaan dan beliau juga salah satu tokoh pendidik di Pacitan.

“Yang kedua kita punya Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dimana beliau pernah mempunyai peran penting di Indonesia menjadi Presiden RI. Dua  orang putra daerah Kabupaten Pacitan terkenal bukan dari kekuatannya tapi dengan keilmuannya. Mungkin masyarakat Pacitan ada DNA bibit orang pinter,”imbuhnya lagi.

Lebih lanjut, Aris mengungkapkan letak geografis Pacitan nyaman untuk belajar, sudah banyak melahirkan para tokoh, sehingga dirinya menyimpulkan bahwa Kabupaten Pacitan  ini layak diberikan tema sebagai kota pendidikan.

Aris sendiri mulai bertugas di Pacitan sejak Rabu (27/9/2017) menggantikan Dandim Pacitan sebelumnya Letkol Inf Yudhi Diliyanto.

Aris yang merupakan alumni Akademi Militer angkatan 1999 sebelumnya menjabat sebagai Dan Yonkav 7/Ps Kodam Jaya. Belum lama bertugas di Pacitan, Aris dihadapkan pada kejadian bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di Pacitan pada Selasa (28/11/2017) lalu.

Dalam kejadian yang merenggut nyawa 25 warga Pacitan tersebut, Aris menjadi Komandan Tanggap Darurat Bencana Pacitan memimpin jalannya proses evakuasi bencana alam saat itu.

Pewarta: Agus Hermawan
Penyunting: Dwi Purnawan