Tongkang Terdampar, Perairan Daki Sudimoro Tercemari Tumpahan Batu Bara

oleh -5 Dilihat
Kapal Tongkang Batu Bara terdampar di perairan Sudimoro. (Foto: Wahyu S)

Pacitanku.com, SUDIMORO – Kawasan laut Platar sampai Pantai Daki di Desa Sumberejo, perairan Sudimoro, Pacitan, saat ini kondisi pantainya menghawatirkan. Pasalnya, di perairan pantai tersebut terdapat Tongkang CEPT BG ETI 3603  pengangkut batu bara yang hendak dikirim ke PLTU 1 Jatim di Sudimoro, terdampar sejak Kamis (11/1/2018). Sehingga matrial batu bara yang tertumpahkan itu, membuat air laut berwarna pekat.

Kapal Tongkang pengangkut batu bara, yang rencananya akan didistribusikan ke PLTU 1 Jatim-Pacitan, Kecamatan Sudimoro tersebut, berasal dari Kalimantan bermuatan batubara 10 ribu ton.

Akibat cuaca saat itu yang tergolong ekstrim, dengan tingginya kecepatan angin, mengakibatkan Tongkang itu pun terdampar ke perairan Platar Desa Sumberejo, Kecamatan Sudimoro. Dampaknya, kawasan pantai dari mulai Platar hingga Pantai Daki tercemara batu bara.

“Pada hari Kamis (11/1/2018) Kapal Tongkang CEPT BG ETI 3603 tiba di Pantai Daki atau sebelah timur Jetty dengan jarak sekitar 0,5 mil dari Jetty PLTU, Kamis malam pada pukul 23.55 WIB, Kapal Tongkang CEPT BG ETI 3603 terdampar setelah ditahan dari pukul 20.35 WIB,”kata Danramil Sudimoro Kapten Inf Priyo S kepada Pacitanku.com pada Sabtu (13/1/2018).

Dia mengatakan bahwa penyebab kapal terdampar adalah ombak besar serta angin kencang kapal Cargo TB ETI 307 tidak mampu menarik BG ETI 3603.  “Dengan ketinggian ombak mencapai 3m sehingga  TB ETI 307 pun ikut terseret kepinggir, Anak buah kapal dan kapten kapal bisa diselamatkan,”katanya lagi.

Akibat terdamparnya kapal tersebut, dia menuturkan bahwa sekitar lima ribu ton batu bara tumpah ke laut perairan Sudimoro dan mengakibatkan warna laut menjadi pekat.

”Anggota mendatangi lokasi terdamparnya kapal tongkang BG.ETI 3603, kami sudah melaporkan ke komando atas, dan sampai saat ini kapal tongkang masih berada dilokasi kejadian dan belum dilakukan proses evakuasi,”pungkasnya.

Pewarta: Wahyu
Editor: Dwi Purnawan