Museum SBY di Pacitan Belum Juga Dibangun, ini Alasannya

oleh -0 Dilihat
SBY saat berada di Makodim Pacitan, kemarin. (Foto : Rakhmad AM/FB)
SBY saat berada di Makodim Pacitan, kemarin. (Foto : Rakhmad AM/FB)
SBY saat berada di Makodim Pacitan, kemarin. (Foto : Rakhmad AM/FB)
SBY saat berada di Makodim Pacitan, kemarin. (Foto : Rakhmad AM/FB)

Pacitanku.com, PACITAN – Keinginan Pemkab Pacitan membangun Museum Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum bisa terwujud dalam waktu dekat. Pasalnya, meski sudah disediakan tanah seluas 0,5 hektare di dekat Makodim 0801 Pacitan, namun masih ada masalah yang mengadang.

Lokasi pembangunan museum yang masih berupa tanah lapang itu Rabu (6/9/2017) kemarin ditinjau langsung Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko. Dia ditemani Bupati Indartato.

Jenderal bintang dua itu ingin mengetahui rencana pembangunan museum tersebut secara detail. Salah satunya masalah lahan. ‘’Kami lihat tadi bagaimana prospeknya ke depan seperti apa,’’ kata pangdam kepada awak media.




Kustanto tak memungkiri bahwa sebelumnya ada permintaan dari pemkab menggunakan tanah milik Kodim 0801 untuk dibangun museum SBY.

Namun demikian, pihaknya masih belum bisa memastikan soal penggunaan tanah tersebut. Alasannya karena lokasi lahan pembangunan museum itu merupakan bagian dari tanah milik negara.‘’Karena tanah itu masuk dalam kekayaan negara tentu harus ada prosedur yang diikuti,’’ ungkap jenderal kelahiran Banyumas, Jawa Tengah itu, dikutip JPNN.com.

Ada dua alternatif yang sudah disusun kodim dan pemkab untuk lokasi pembangunan Museum SBY. Pertama menggunakan tanah seluas 0,5 hektare yang merupakan aset kodim.

Alternatif kedua adalah pembangunan museum tersebut menggunakan tanah milik pemkab yang sekarang masih berupa persawahan.‘’Saya juga bicara tentang alternatifnya dengan bupati. Tapi, belum sampai pada kesimpulan apapun,’’ ujar Kustanto.

Dia mengungkapkan ada prosedur yang harus diikuti terkait pemanfaatan tanah kodim sebagai lokasi pembangunan Museum SBY.

Karena itu disarankan agar pemkab mempertimbangkan beberapa hal sebelum merealisasikan program tersebut. Salah satunya berkoordinasi dengan Pemprov Jatim.‘’Kami mendukung (pembangunan Museum SBY). Sejauh (tanah) itu digunakan untuk kepentingan masyarakat luas, khususnya pendidikan. Namun, ada prosedur yang harus diikuti,’’ jelas lulusan Akmil 1987 itu.

Sebelumnya, wacana pembangunan museum SBY itu memang sudah bergulir sejak tahun 2013. Berawal dari pengajuan proposal Pemkab Pacitan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk dibangunkan museum yang didanai pusat.

Usulan pemkab itu sempat mendapat hasil positif. Puncaknya pada tahun 2014 lalu detail enginering design (DED) pembangunan museum tersebut sudah dibuat.

Berdasar DED yang sudah ada, museum induk terbagi dalam lima zona. Yakni zona publik, zona servis, zona pengelola, zona sejarah Pacitan, dan zona sejarah SBY.

Sementara itu, zona SBY sendiri terbagi dalam beberapa zona khusus. Misalnya zona masa kanak-kanak, zona karir militer, zona karir presiden, zona kehidupan keluarga, serta zona penikmatan alam dan ruang baca.

Kebutuhan anggaran pembangunan musem tersebut mencapai Rp 66,5 miliar. Serta, rencananya bakal didirikan di atas lahan seluas 15.346 meter persegi dengan total luas tanah sekitar 7,7 hektare di kawasan Pantai Pancer Door.

Penentuan lokasi pembangunan itu diperkuat dengan SK Bupati Pacitan per 11 September 2014. Namun pada faktanya program itu tak pernah terealisasi sampai sekarang.

Menanggapi hal itu, Bupati Pacitan Indartato mengungkapkan pembangunan museum SBY memang masih sebatas rencana awal. Salah satunya adalah soal penyediaan lahan.

Pihaknya belum memutuskan secara pasti program tersebut. Tanpa terkecuali soal masalah anggaran yang bakal dipakai untuk membangun museum itu. Apakah diambil dari sharing dana APBD kabupaten, APBD provinsi, atau APBN.

‘’Semua belum dikonsep sampai sekarang. Karena ini baru sebatas wacana. Tapi, mudah-mudahan (terealisasi),’’ ujar bupati dua periode tersebut. (her/eba)