Tanah Gerak Purworejo Juga Dipengaruhi Gempa Tektonik

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Tanah gerak di Dusun Krajan, Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan  ternyata turut dipengaruhi gempa tektonik yang terjadi di berbagai daerah. Meski dalam skala kecil dan tidak dapat dirasakan manusia, namun efek gempa tersebut mampu menjalar hingga ke lempeng tanah di bawah bumi Pacitan. Efek getaran tersebut membuat rekahan-rekahan yang semakin diperparah oleh intensitas hujan yang tinggi.

“Akibatnya, terjadi pergeseran pada tanah. Atau biasa disebut tanah gerak,’’ jelas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Ratna Budiono, Selasa lalu.

Hal itu didasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan BPBD, minggu lalu. Pergerakan tanah di Krajan, memang ikut terkena gempa di berbagai daerah. Bahkan, di daerah yang jaraknya jauh sekalipun dari Pacitan.

Getaran gempa di bawah 5 skala Richter (SR) pun mampu berdampak, mendorong gerak pergeseran lempengan di perut bumi hingga sampai di kota 1001 gua ini. Di Pacitan, getaran itu kemudian mempengaruhi tanah di atasnya.

Sementara, kebetulan di Krajan, kemiringan lereng mencapai 45 derajat dan pembangunan pemukimannya dilakukan dengan cara terasering. ‘’Rekahan kemudian muncul di terasering-terasering warga itu,’’ katanya.

Dari rekahan tersebut, rantai fenomena kemudian berlanjut. Terbukanya rekahan membuat membuatnya dapat dimasuki air. Akibatnya, ikatan tanah dan bebatuan menjadi tidak kuat. Alhasil, pergeseran tanah pun terjadi.




Hal itu yang kemudian menyebabkan dampak pada bangunan yang berdiri di atasnya. Jika tidak ada bidang gelincir (lereng miring diantara terasering warga), sebenarnya tanah akan diam. ‘’Belum tentu bergerak terus setiap hari jika tidak ada pemicunya. Yakni, getaran akibat gempa dan hujan lebat,’’ terangnya.

Ratna mengimbau kepada warga setempat, untuk segera menutup rekahan tanah yang terlihat. Tujuannya, agar rekahan tanah tidak dimasuki air dan menyebabkan gerakan tanah semakin parah, dan semakin meluas.

Dalam waktu dekat, Ratna menyebut pihaknya akan segera berkoordinasi dengan warga setempat perihal bencana tersebut. ‘’Mereka tentu jauh lebih tahu karena mengalaminya langsung. Kami ingin tahu hal itu. Untuk lebih dalam memahami tanah gerak di Krajan, Purworejo,’’ jelasnya.

Sementara,warga Krajan, tetap beraktivitas normal ketika siang hari. Namun, ketika malam, mereka diliputi rasa cemas. Salah satunya adalah Jarmi, 50. Perempuan dengan dua orang cucu itu mengaku tidak tahu menahu harus pindah kemana.

Namun, dia memilih tetap bertahan di rumah yang retakannya sudah membuat tiang rumahnya miring. Kini, dua tiang bambu digunakan untuk menyangga tiang rumah agar tidak roboh. ‘’Tanahnya terus bergerak. Tahu-tahu saja sudah menjalar sampai ke dinding dan bangunan rumah jadi miring. Tapi ya mau dimana lagi saya dan keluarga tinggal,’’ ujarnya. (mg4/rif/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun