Empat Warga Pacitan Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis

oleh -0 Dilihat
Operasi di RSUD Pacitan. (Foto : SKPD)
Operasi di RSUD Pacitan. (Foto : SKPD)

Pacitanku.com, PACITAN – Ancaman yang ditimbulkan leptospirosis tidak sepele. Lima orang di Pacitan terjangkit sejak 2016. Empat di antaranya meninggal. Sementara itu, seorang penderita lainnya masih dirawat intensif di ICU RSUD dr Darsono.

Catatan tersebut menandakan bahwa leptospirosis berhasil membunuh 90 persen penderita di Pacitan. Masyarakat diminta lebih waspada dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. ’’Leptospirosis bukan penyakit sepele. Harus diwaspadai, terutama pada musim hujan seperti sekarang ini,’’ tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan Rachmad Dwiyanto.

Menurut dia, ancaman yang dibawa leptospirosis tidak dapat dianggap remeh. Dua di antara empat penderita yang meninggal positif terjangkit. Sementara itu, dua lainnya meninggal dalam keadaan masih terduga (suspect). Namun, mereka sudah menunjukkan gejala leptospirosis.




Rachmad menuturkan, beberapa gejala yang dapat diketahui adalah demam yang disertai panas tinggi serta nyeri otot. Di samping dua gejala itu, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui tingkat leukosit penderita. ’’Ukuran leukosit itu bisa menjadi bukti apakah terjangkit leptospirosis,’’ ucapnya.

Mayoritas penderita yang meninggal terpapar penyakit dari lingkungan yang tidak sehat. Di antaranya, genangan di sawah serta tempat pembuangan sampah (TPS). Maklum, tempat-tempat tersebut menjadi media penyebaran urine atau darah tikus, anjing, sapi, dan babi yang membawa bakteri leptospira.

Rachmad menyebutkan, potensi persebaran leptospirosis semakin meningkat pada Januari. Curah hujan yang tinggi memicu banyaknya genangan air. ’’Jika tidak diimbangi pola hidup bersih dan sehat (PHBS), akibatnya bisa fatal,’’ ujarnya.

Menurut dia, PHBS wajib dijalankan. Dengan PHBS, persebaran tikus yang menjadi salah satu pemicu leptospirosis dapat berkurang. Sebab, tikus senang hidup di tempat-tempat yang cenderung kotor.

Selain itu, masyarakat diharapkan lebih waspada ketika melewati genangan atau tempat kotor seperti TPS. Pelindung diri perlu dikenakan untuk meminimalkan ancaman infeksi. ’’Intinya adalah menjaga PHBS. Pada musim seperti sekarang ini, ancaman bukan hanya leptospirosis. Diare atau demam berdarah mengintai di lingkungan yang tidak bersih dan sehat,’’ jelas Rachmad.

Sebagai informasi, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menjangkiti banyak jenis hewan, termasuk burung, reptil, amphibi, dan mamalia. Pada dasarnya leptospirosis merupakan penyakit hewan yang ditularkan ke manusia melalui air, makanan, dan lingkungan yang terkontaminasi. (mg4/rif/c18/end)

Sumber: Jawa Pos