Sebelum Bunuh Diri, Heru Tulis Surat dan Minta Kepergiannya Disampaikan Pacarnya

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SUDIMORO – Peristiwa tragis bunuh diri yang dilakukan Heru Saputro (16) menggemparkan warga RT/RW 03/I, Dusun Banjarejo, Desa Klepu, Kecamatan Sudimoro. Sebelumnya diberitakan di Pacitanku.com, Heru yang merupakan pelajar kelas XI jurusan teknik komputer salah satu SMK di Ngadirojo itu tewas bunuh diri dengan cara gantung diri di teralis rumahnya pada Minggu (18/12/2016) sekitar pukul 15.00 WIB.

Penyebab tewasnya Heru diduga kuat adalah tekanan mental atau depresi. Hal itu diungkapkan dalam dua lembar kertas wasiat yang ditinggalkan Heru sebelum mengakhiri hidupnya. Dalam surat wasiat yang ditulis dalam Bahasa Jawa tersebut, dia meminta maaf kepada kedua orang tuanya Bejo Santoso dan Tuminah. Karena sepanjang hidupnya banyak merepotkan keluarga. Dia juga merasa prihatin kedua orang tuanya hampir setiap waktu bingung mencari uang untuk membiayai sekolahnya.

Selain berpesan minta maaf kepada orang tua, heru juga meminta kepada adiknya, Heri Agung Setiawan, 15, untuk menjaga ayah dan ibunya. Dia juga minta adiknya membayar sejumlah utangnya. Yakni, utang jajan di kantin kejujuran sekolah sebesar Rp 50 ribu, kantin samping SMPN 2 Ngadirojo sebesar Rp 50 ribu, utang pembelian oli di bengkel milik Yitno Rp 50 ribu, serta utang pulsa kepada Rika sekitar Rp 5 ribu. Di akhir surat itu, Heru meminta agar kepergiannya disampaikan ke Nadiya kekasihnya.

Kapolsek Sudimoro Ajun Komisari Polisi (AKP) Sunarya mengatakan, petugas langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan identifikasi. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas kesehatan dari puskesmas, tidak ditemukan bekas luka penganiayaan. Sunarya menyebut kematian Heru murni karena bunuh diri lantaran menanggung beban moral. ‘’Jenazah diserahkan kembali ke keluarga untuk dimakamkan. Keluarga Heru menerima kejadian itu sebagai musibah,’’ katanya.




Diberitakan di Pacitanku.com, berdasarkan keterangan saksi ayah Heru, Bejo Santoso (45) membeberkan peristiwa yang merenggut nyawa anaknya tersebut bermula saat Heru mengeluh sakit kepala dan sedang tiduran, sementara Bejo yang pekerjaan sehari-harinya adalah petani sedang berada di kebun.

Sementara, Tuminah (45) yang merupakan ibu Heru di dapur dan Heri Agung yang merupakan adik korban sedang ikut kerja bakti membuat jalan. Selanjutnya, Minggu siang sekitar pukul 12.30 WIB, Heri diminta Tuminah untuk membelikan obat untuk Heru yang sakit kepala.

Bejo menyuruh Heru untuk meminum obat yang dibelikan adiknya tersebut, dia pun bergegas kembali ke kebun pada Minggu sekitar pukul 14.30 WIB setelah sebelumnya pulang ke rumah. Alangkah terkejutnya, 30 menit kemudian, adik Heru, yakni Heri Agung yang masuk ke dalam rumah mendapati kakaknya tersebut gantung diri dan dalam keadaan meninggal dunia di teralis jendela rumahnya. (RAPP002)

Isi surat Heru Saputro