Hingga Akhir Tahun, Jumlah Kunjungan Wisata Pacitan Ditargetkan Capai 2 Juta Pengunjung

oleh -0 Dilihat
Wisatawan asyik menikmati liburan di Pacitan. (Foto: Instagram Pacitanku/risma AMB)
Wisatawan asyik menikmati liburan di Pacitan. (Foto: Instagram Pacitanku/risma AMB)
Wisatawan asyik menikmati liburan di Pacitan. (Foto: Instagram Pacitanku/risma AMB)
Wisatawan asyik menikmati liburan di Pacitan. (Foto: Instagram Pacitanku/risma AMB)

Pacitanku.com, PACITAN – Bupati Pacitan Indartato mengatakan jumlah wisatawan di Kabupaten Pacitan mulai Januari hingga September tahun ini tercatat 1,6 juta orang dengan destinasi utama panorama alam pantai.

“Mayoritas kunjungan wisawatan ke pantai, seperti Pantai Watukarung, Teluk Pacitan, Pantai Klayar dan lainnya, termasuk fasilitas selancar (surfing) di sana,” ujar Indartato, Sabtu.

Selain itu, beberapa panorama yang menawarkan keindahan alam pantai di sana masih banyak sehingga diharapkan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisawatan, baik domestik maupun mancanegara.

Orang nomor satu di Pemkab Pacitan itu berharap pada akhir 2016, jumlah total pengunjung ke wilayahnya mencapai lebih dari dua juta orang, atau meningkat tajam dari tahun sebelumnya.

“Kalau dibandingkan 2015, sampai bulan ini jumlahnya sudah melebihi karena tahun lalu angkanya mencapai 1,5 juta orang,” ucap bupati dua periode tersebut.

Tidak hanya keindahan alam yang dikenal dengan pantai selatan, di kabupaten yang sebelah baratnya berbatasan dengan Wonogiri, Jawa Tengah, tersebut juga memiliki destinasi gua serta wisata kesehatan.

Beberapa goa yang menjadi primadona antara lain Gua Gong yang diklaim sebagian pihak sebagai gua terindah se-Asia Tenggara, Gua Tabuhan atau batu yang dapat dipukul dan berbunyi seperti alat musik gamelan, Gua Kalak atau gua pertapaan, Gua Luweng Jaran yang diinformasikan sebagai kompleks gua terluas di Asia Tenggara, dan lainnya.

Bahkan, di tanah kelahiran Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, di daerah pegunungannya seringkali ditemukan fosil manusia purba dan alat-alat purbakala.

“Belum lagi wisata kesehatan berupa mandi air hangat yang bisa menyehatkan,” kata bupati yang sebelum menempuh pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (dulu masih STPDN), bekerja sebagai sopir Bupati M. Kusnan tersebut. (RAPP002/Antara)