Lebar Tanah Gerak Worawari Terus Bertambah

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Benca alam tanah gerak di wilayah Dusun Banjarjo, Desa Worawari, Kecamatan Kebonagung membuat warga cemas. Rekahan lebar yang muncul di areal persawahan dikhawatirkan akan berdampak ke pemukiman penduduk.

Saat ini, lebar rekahan mencapai 25 sentimeter dengan kedalaman mencapai 30 sentimeter. ‘’Dari pengamatan yang kami lakukan selama satu jam, pergerakan tanah itu bertambah 1-3 sentimeter,’’ ujar Ratna Budiono Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, baru-baru ini.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya di Pacitanku.com, areal tanah pertanian milik warga setempat gerak dengan lebar mencapai sekitar 25 cm, dengan posisi tanah masih begerak pada Senin (18/4/2016) lalu.

Kondisi tanah bergerak tersebut juga mengancam permukiman penduduk, sebab dibawah areal persawahan, ada empat kepala keluarga. Rekahan tanah itu terjadi sejak Senin (18/4) sore, kemarin. Saat diketahui, lebar rekahan baru mencapai 30 cm. Namun sekira pukul 08.00 WIB, Selasa (19/4) kemarin, lebar rekahan tanah sudah bertambah menjadi 55 cm. Bahkan, Kamis kemarin lebar bertambah 1-3 cm.


Kesimpulan sementara,  kata Ratna, pergerakan tanah tersebut disebabkan hujan deras yang belakangan kerap terjadi  di wilayah Kecamatan Kebonagung.  Sehingga tanah di wilayah tersebut terdapat banyak kandungan air. Kondisi itu kemudian menimbulkan bidang gelincir yang sebelumnya dipicu dengan munculnya rekahan kecil.  ‘’Pola tanah gerak tersebut berbentuk seperti tapal kuda,’’ katanya.

Lokasi retakan tanah  berada di areal persawahan dan saluran irigasi yang dibangun Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak). Untuk mencegah munculnya rekahan tanah yang lebih besar, antisipasi dilakukan bersama warga sekitar.

Yakni dengan menutup rekahan tanah dan mengendalikan air yang masuk ke areal persawahan. ‘’Tidak semuanya diolah sekarang, supaya pergerakan berhenti,’’ imbuh Ratna.

BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) untuk meneliti lebih lanjut penyebab pergerakan tanah tersebut. Serta meminta Distanak  mendata berapa besar kerugian yang ditumbulkan akibat  tanah gerak tersebut. ‘’Harapannya setelah Distamben turun, nanti akan ada rekomendasi dari satker terkait,’’ katanya.

Berdasarkan pemetaan BPDB, ada beberapa wilayah kecamatan yang rawan terjadi  tanah gerak. Yakni, Kecamatan Tegalombo, Bandar, Tulakan, Nawangan, dan Arjosari.  Di Kecamatan Tegalombo, tanah gerak terjadi di Dusun Dondong, Desa Gemaharjo.

Akibatnya  jalan raya Pacitan-Ponorogo amblas dan sedikitnya enam rumah warga mengalami retak-retak di bagian dinding. Tahun lalu, enam rumah rusak akibat tanah gerak di Dusun Bongkot, Desa Nglaran, Kecamatan Tulakan. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun