Ada Usulan Bangun Jembatan Baily Kembar di Gemaharjo

oleh -0 Dilihat
Kondisi terkini jalur Gemaharjo yang kembali amblas. (Foto: Info Pacitan)
Kondisi terkini jalur Gemaharjo yang kembali amblas. (Foto: Info Pacitan)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Kondisi tanah amblas di Dusun Dondong, Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo hingga kini masih memprihatinkan. Dengan kondisi tersebut, jembatan Baily menjadi salah satu alternatif untuk menjadi jalur darurat, namun ternyata keberadaanya juga belum berfungsi penuh.

Atas kondisi tersebut, pejabat bupati Priya Dharmawan menyampaikan bahwa akan ada usulan penambahan jembatan baily darurat lagi yang direncankan akan dibangun di sebelah jembatan lama. Hal tersebut menindaklanjuti dari usulan warga setempat terkait menambahan jembatan baily kembar di jalur yang amblas sejak beberapa tahun terakhir tersebut.

“Ada rencana membangun jembatan darurat lagi di sebelah jembatan lama, untuk mekanisme penambahan jembatan darurat baru itu nantinya akan bagi tugas dengan pemprov,’’ katanya saat berkunjung ke lokasi amblas, baru-baru ini.




Lebih lanjut, Priyo meminta agar pihak Binamarga dan BPJ untuk memprioritaskan. Apalagi, kata Priyo, Binamarga masih memiliki satu jembatan model Bailey yang siap dipasang jika dibutuhkan. “Anggaran akan diupayakan melalui anggaran Provinsi, sehingga jika ini segera dikerjakan, maka dalam tempo 2 bulan jembatan kembar dapat terealisasi,” tandas Kepala Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Provinsi Jawa Timur ini.

Sementara, kata Priyo, pemkab akanfokus pada penyediaan kerangka jembatan bailey bekas yang pernah digunakan untuk jembatan di jalur Tegalombo menuju Tulakan melalui Desa Kasihan. “Pemprov akan menangani pemasangannya, nanti kami akan luncurkan surat. Karena pemprov sendiri sudah siap membantu,’’ tandasnya.

Sebagai informasi, ide pembangunan jembatan kembar tersebut disampaikan warga, karena selama ini jembatan darurat sepanjang 150 meter itu hanya bisa dilewati oleh kendaraan bertonase tidak lebih dari lima ton. Sedangkan, kendaraan bertonase lebih dari lima ton harus memutar melalui Wonogiri. Hal tersebut berpengaruh terhadap transportasi dan pengeluaran.

Dalam kunjungan tersebut, turut dalam rombongan tim dari Dinas Bina Marga dan Pengairan, UPT Bina Marga wilayah Pacitan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan. (RAPP002)