Dindik Jatim Akan Hentikan Pendirian SMA Baru

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SURABAYA – Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur berencana melakukan moratorium atau penghentian sementara pendirian lembaga SMA baru, demi mencapai target angka komposisi siswa SMK dengan SMA yaitu 70 berbanding 30.

“Tahun depan komposisi siswa SMK dengan SMA di Jatim ditarget mencapai angka 70 berbanding 30, sedangkan saat ini, angkanya baru 65 persen siswa SMK berbanding 35 persen siswa SMA,” kata Kepala Disdik Jatim, Saiful Rachman ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin kemarin.

Ia mengatakan, sesuai UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah memberikan wewenang provinsi tentang pengeluaran izin pendirian lembaga SMA/SMK, sehingga momentum ini kemudian akan dipakai sebagai moratorium pendirian SMA tahun depan.

“Rencana moratorium ini sudah kami ajukan ke Gubernur Jatim. Moratorium ini bisa juga berupa alih fungsi lembaga dari SMA ke SMK, sehingga dengan bertambahnya lembaga SMK, maka diprediksi jumlah siswa SMK terus meningkat,” tandasnya.

Menurut dia, peraturan moratorium terus dikaji supaya matang dengan instansi terkait. Pembahasan juga melibatkan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS). “Beberapa tahun terakhir, tren masuk ke SMK mengalami peningkatan. Alih fungsi nanti bukan hanya SMA swasta, dimungkinkan SMA negeri juga,” terang Mantan Kepala Badiklat Jatim tersebut.

Ia optimis jika moratorium pendirian SMA atau alih fungsi itu merupakan langkah tepat untuk mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

“Menurut data statistik pendidikan tahun 2014 yang dikelola Disdik Jatim, perbandingan lembaga SMK-SMA telah melebihi 60:40. Jumlah SMK di Jatim dalam data tersebut mencapai 1.808 dan SMA hanya 1.347 lembaga,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, jumlah SMK swasta hampir 80 persen dari seluruh SMK di Jatim, namun pihaknya membantah jika pemerintah tidak bekerja keras dalam pengembangan SMK karena peningkatan kompetensi guru dan bantuan sarana prasarana juga diberikan oleh pemerintah ke swasta. “Tidak hanya lembaga yang telah mencapai target, jumlah ruang kelas dan siswa SMK jauh lebih besar dari SMA,” tandasnya.

Rincian dari data kuisioner yang disebar di kabupaten/kota itu antara lain 21.211 ruang kelas SMK dengan jumlah peserta didik sebanyak 706.140 siswa, sedangkan SMA terdapat 15.410 ruang kelas dengan jumlah peserta didik 432.429 siswa.  (RAPP002/Antara)