Masih Banyak Potensi Pendapatan di Pacitan Belum Terserap Maksimal

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Meski realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pacitan pada tahun ini adalah sebesar 90 persen dan melebihi target Rp 103 milyar, namun ternyata banyak potensi pendapatan di Pacitan belum diserap secara maksimal.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pendapatan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Pacitan, Bambang Trenggono kepada wartawan belum lama ini.

Menurut Bambang, beberapa pos potensi  pendapatan yang belum terserap secara maksimaldiantaranya adalah pajak perhotelan, makanan dan minuman, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Lebih lanjut, Bambang menyampaikan bahwa pos pendapatan tersebut baru akan terserap maksimal dipenghujung tahun nanti. Sebab diakuinya, para subjek pajak biasanya baru akan melunasi kewajiban membayar pajaknya setelah jatuh tempo. ‎“Kalau pajak perhotelan, makanan dan minuman, biasanya baru akan masuk saat jatuh tempo nanti,” katanya.

Bambang menyebut bahwa adanya dana perimbangan cukup signifikan. Seperti dana alokasi umum (DAU) yang semula berkisar Rp 732 milyar, pada RAPBD 2016 naik pada kisaran Rp 800 milyar. “Dana alokasi khusus (DAK), dari sekitar Rp 61 milyar naik menjadi Rp 104 milyar, sedangkan Dana intensif daerah (DID) atas prestasi pengelolaan keuangan dari opini wajar tanpa pengecualian (WTP) menjadi WTP tanpa konsideran‎ bertambah dari Rp 20 milyar menjadi  Rp 40 milyar,” paparnya.

Selain itu, Bambang menyebut bahwa selama hampir setahun ini, pemasukan negara dari pajak kendaraan bermotor, ataupun biaya balik nama kendaraan, menurun drastis dari tahun sebelumnya, yang disebabkan menurunnya daya belu masyarakat.

Sebagai informasi, total PAD  dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pacitan baru mampu mendulang Rp 105,3 milyar hingga akhir Oktober tahun 2015 ini, untuk perolehan PAD tertinggi adalah dari Badan Rumah Sakit Umum Daerah dengan total capaian PAD sebesar Rp 34,453 milyar. (yun/RAPP002)