Mantap, Pemprov Jatim Siapkan Gaji Bulanan untuk Hafidz Qur’an

oleh -1 Dilihat
Gus Ipul saat nonton wayang bareng warga Pacitan
Gus Ipul saat nonton wayang bareng warga Pacitan

Pacitanku.com, SURABAYA – Semangat untuk menjadikan Jawa Timur lebih religius terus digencarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov). Yang terbaru, Pemprov Jatim tengah menyiapkan gaji bulanan untuk penghafal Alquran.

Menurut Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, kepada wartawan, Selasa (9/9/2015) kemarin di Surabaya, hal itu sebagai bentuk apresiasi karena ikut andil besar dalam mendidik masyarakat memiliki akhlak yang baik. “Yang dapat bantuan bukan untuk semua penghafal Alquran, tapi khusus untuk yang mengajar,” kata pria yang akrab disapa Gus Ipul ini.

Lebih lanjut, Gus Ipul menyatakan bahwa bantuan dana tersebut diupayakan turun tahun ini, namun jika tidak maka mulai dilaksanakan pada pos Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016. Ia menyebut bahwa program tersebut sampai saat ini masih dikaji secara matang karena merupakan kali pertama di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.

Menurut mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor itu, para guru penghafal Alquran sangat membantu masyarakat berakhlak dan sangat memengaruhi pertumbuhan perekonomian saat ini. “Sebab pesatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan tanpa dibarengi dengan akhlak yang mulia akan sia-sia dan tidak memberikan dampak yang bagus untuk masyarakat,” tandasnya.

Ide penggajian guru penghafal Alquran itu, imbuh Gus Ipul muncul dari hasil diskusinya dengan Gubernur Jatim Soekarwo, termasuk siapa saja yang berhak mendapat bantuan. “Dari hasil diskusi itu muncul ide memberikan bantuan kepada mereka karena ikut membina akhlak masyarakat Jatim,” jelas mantan menteri ini.

Gus Ipul juga menjelaskan bahwa yang berhak menerima bantuan ini, kata dia, tentu melalui proses ketat agar tidak salah sasaran, antara lain menelusuri apakah betul orang tersebut hafal Alquran, di mana tempatnya menghafal Alquran, hingga dilakukan tes hafal Alquran.”Nanti ada tim khusus sendiri. Sekarang masih dalam proses dan terus dipelajari. Yang jelas, bantuan untuk pengajar, bukan yang tidak mengajar,” pungkasnya. (RAPP002/Ant)