Resort dan Cottage di Pantai Watukarung Minim Kontribusi ke Pemdes

oleh -0 Dilihat
Pantai Watukarung (Dok.Pacitanku)
Pantai Watukarung (Dok.Pacitanku)
Pantai Watukarung (Dok.Pacitanku)
Pantai Watukarung (Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PRINGKUKU – Adanya resort dan cottage di sekitar kawasan Pantai Watukarung. Pacitan ternyata belum memberikan banyak kontribusi ke pemerintahan setempat. Buktinya, hanya satu di antara 14 resor atau cottage milik warga asing yang rutin setiap bulan menyetor ke kas desa Rp 250 ribu.

Menurut Kepala Desa Watukarung, Peni Dwi Antari, sejauh ini hanya Istana Ombak Resor yang secara rutin membayar retribusi ke desa. Dikatakan Wiwid, kondisi tersebut dapat menghambat pembangunan desa. Apalagi, tahun ini desa diwajibkan bisa mengelola pendapatan dari potensi di daerahnya. ’’Kami terus melakukan sosialisasi kepada pemilik cottage. Soalnya, hasil dari pemasukan retribusi itu nanti dipakai untuk pengembangan desa,’’ katanya, dilansir dari Jawapos.com.

Menurutnya, saat ini ada lima usaha yang sudah mengantongi izin resmi dari pemerintah desa setempat. Diantaranya, Istana Ombak, Watu Hutan, dan Lestari. Semuamerupakan usaha jasa wisata sejenis resor dan tempat menginap bagi pengunjung. Lima tempat usaha itu memasang tarif Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu per hari. ’’Bahkan, sebentar lagi ada yang akan buka. Tarifnya Rp 1 juta per hari,’’ terangnya.

Tanah yang dikuasai warga asing tersebut, tutur dia, tidak akan mendapat sertifikat hak milik, tetapi hanya hak pakai. Itu pun dibatasi selama sepuluh tahun. ’’Makanya, banyak pembelian tanah yang kemudian diatasnamakan warga lokal,’’ bebernya.

Lahan kawasan pantai itu sebelumnya merupakan tanah negara yang lantas dimohonkan haknya oleh warga setempat. Saat ini lahan tersebut telah pindah tangan kepada orang asing. ’’Kami juga meminta kepada mereka (warga asing, Red) untuk memberdayakan warga setempat. Selama ini belum ditemui konflik antara warga desa dan warga asing pemilik resor tersebut,’’ pungkasnya. (her/eba/Jawapos/RAPP002)