
Pacitanku.com, PACITAN – Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan sembilan followers instagram Ani Yudhoyono, Rabu (11/3/2015). SBY yang nampak antusias berbincang dengan para siswa dan mahasiswa dari Pacitan tersebut kemudian membacakan sebuah puisi yang dibuat SBY pada 1 Januari 2013.
Puisi yang dibacakan khusus usai berdiskusi dengan peserta kopdar tersebut berkisah tentang perjalanan hidup seorang SBY yang dari kampung Pacitan, lalu bercerita tentang alam Pacitan dan mewujudkan mimpi tinggi seorang anak Pacitan.
Berikut puisi yang dibacakan SBY untuk anak Pacitan :
Hari Lalu Anak Pacitan
Ombak-ombak tinggi itu masih menderu
Seperti dulu,
Menghempas karang, lepas berkejar-kejaran
Menggulung pasir-pasir putih lembut
Di batas laut
Burung – burung camarpun masih terbang
Mengepak, melayang
Berarak di atas pepohonan pinus
Tak ringkih meski kurus
Menutupi tanah tua berbatu tandus
Dulu,
Bersama teman-teman, aku datang berlarian
Mengejar ombak di sela-sela batu karang
Riang,
Berdendang,
Bercanda dengan buih
Dan ikan-ikan kecil kuning putih,
Yang berkata tidak pada letih
Dulu,
Aku juga mendaki bukit
Duduk di batu-batu di atas ngarai sempit
Melukis alam ciptaan Tuhan
Yang tak lapuk oleh putaran zaman
Dulu,
Dalam belaian angin laut yang tak pernah mati bertiup,
Dan bayang-bayang bintang yang tak pernah redup,
Kutulis dan kurajut puisiku,
Getaran dan ekspresi jiwaku
Satu-satu,
Lalu kubiarkan puisi itu terbang ke laut lepas
Menembus cakrawala tanpa batas,
Hidup di taman keabadian, apa adanya,
Selamanya
Dalam syukur kepada Sang Pencipta
Kupandang, kusapa laut lepas yang membiru
Di keindahan teluk itu,
Yang setia memantulkan sinar mentari pagi,
Mengabarkan rindu hati
Dalam harmoni, dan
Nyanyi ombak dan burung kenari
Di ujung timur,
Dalam pejam kulihat perahu-perahu penangkap ikan
Berlayar, sunyi di kejauhan,
Bagai bertutur kepada zaman di hadapan
Tentang kisah dan legenda panjang kakek nelayan
Yang berwindu-windu bersahabat dengan alam
Meski hidup tak mudah
Terlunta, tertatih dan hampir pasrah
Dan dengan tangan bergetar lalu ia menengadah
Lirih bertanya, adakah alam ini menjanjikan berkah?
Kawan, dengan takjub mesti kuabadikan
Semuanya,
Dalam jiwa-jiwa yang merdeka
Karang, pendar buih dan ombak-ombak yang tak henti berkejaran
Pinus, bunga selasih dan cemara tua yang menari-nari tak berkesudahan
Semuanya,
Dalam kidung, lukisan dan syair-syair rindu
Di melodi kehidupanku,
Buat kado haru laluku,
Hari lalu Anak Pacitan
Susilo Bambang Yudhoyono
1 Januari 2013
(di upload ulang oleh Pacitanku atas seizin SBY)