Pacitanku.com, PACITAN—Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) menghimbau kepada para investor pertanian untuk lebih mengakodomodasi kepentingan petani lokal untuk memajukan pertanian.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNSI, Riyono, menanggapi maraknya investor asing yang hanya menjadikan petani sebagai buruh dan bukan mitra pertanian.
Dikatakannya, rencana investor asing yang akan masuk dalam sektor pertanian bukan hal baru bagi Indonesia. Saat ini bisnis bidang agribisnis pertanian masih banyak dikuasai oleh asing, petani sebagai pemilik lahan masih ditempatkan sebagai buruh bukan mitra pengusaha dalam mencapai keuntungan bersama.
“Kita ingin ada kesetaraan kerjasama antara investor dan petani sebagai pemilik lahan,sehingga petani juga memiliki saham dalam perusahaan yang dikelola oleh investor,” terang Riyono dalam rilisnya kepada Pacitanku.com, Kamis (1/8).
Masuknya investor asing ke Indonesia, kata Riyono, harus disesuaikan juga dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) daerah tersebut, jangan sampai merusak dan merubah tata kelola lingkungan yang bisa menambah rusaknya habitat dan persawahan yang ada karena untuk mendirikan pabrik baru.
“Baiknya investor mengembangkan usaha agribisnis di kawasan luar Jawa yang masih banyak lahan kosong dan belum diberdayakan, atau kalau memang di Jawa harus benar – benar terpadu dan melibatkan petani,” tandas pria alumnus Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Namun demikian, tambahnya, pemerintah harus hati – hati dalam menerima investor asing, bisa jadi masuknya membawa misi memarginalkan petani dengan berbagai produk hibrida yang tidak ramah dengan lahan dan lingkungan kita.
“Contohnya adalah kasus masuknya benih padi Hibrida, banyak membuat banyak pembenih lokal mati dan tidak berdaya, akibat yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan investasi yang dilakukan, Ini harus diwaspadai,” pungkasnya. (Mun/Pct)
Redaktur : Panji Munir