Pacitanku.com, PACITAN-Suweno Eko Pratama (25), kreator TikTok asal Desa Klepu, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, baru-baru ini menghadiri acara live perform di TikTok Indonesia yang diselenggarakan oleh agensinya, Absolut di Jakarta.
Agensi ini dikenal sebagai salah satu yang terbesar di Indonesia dalam membina kreator pemula agar lebih memahami cara mengembangkan konten mereka dengan benar.
Suweno memulai perjalanannya di TikTok dengan cara yang tidak terduga.
Setelah mengalami sakit selama satu tahun, ia mulai mencari cara untuk mengisi waktu luang.
Awalnya, ia hanya iseng membuat video dan melihat banyak kreator lain mendapatkan hadiah saat melakukan live.
Salah satu kontennya yang pertama kali viral adalah “cium pantat panci,” yang membuatnya semakin dikenal.
Namun, ia merasa konsep tersebut kurang menarik dalam jangka panjang.
Ia kemudian menemukan ide untuk membuat konten di pos ronda, tempat orang biasa berkumpul dan mengobrol santai.
Sejak itu ia mulai melakukan live streaming dengan gaya komedi yang unik.
Joget-joget khasnya yang spontan membuat banyak penonton terhibur dan tertarik untuk mengikuti siarannya.
Nama akun TikTok “Pak RT Sontoloyo,” memiliki makna tersendiri.
“Pak RT” menggambarkan sosok yang sering memberikan arahan di lingkungan kampung, sementara “Sontoloyo” adalah istilah yang digunakan anak muda untuk sesuatu yang kocak atau nyeleneh.
Dengan gaya pembawaan yang humoris dan ciri khas kumis dari lakban, Suweno berhasil menciptakan persona yang unik dan menarik perhatian banyak orang.
Menjadi kreator TikTok bukan tanpa tantangan.
Saat pertama kali live, ia hanya memiliki sedikit penonton, bahkan kadang hanya satu atau dua orang.
Selain itu, ia harus menjaga kesehatannya karena memiliki riwayat asam lambung dan vertigo.
Namun, dengan ketekunan dan kreativitas, ia terus mengunggah video yang menarik serta melakukan live streaming secara rutin.
TikTok telah membawa perubahan besar dalam hidup Suweno.
Hadiah yang diberikan oleh penontonnya telah membantunya melunasi hutang biaya pengobatan.
Selain itu, ia selalu menyisihkan 2% dari pendapatannya untuk bersedekah.
Suweno menekankan bahwa TikTok bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga bisa menjadi ladang penghasilan jika digunakan dengan baik.
Ia menyarankan agar para pemula tetap konsisten, mengikuti tren, dan selalu mematuhi panduan komunitas TikTok agar bisa berkembang dengan baik.