2 Warga Pacitan Diduga Tertular Virus Antraks

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi ternak kambing. (Foto : pemberdayaanmasyarakat.com)
Ilustrasi ternak kambing. (Foto : pemberdayaanmasyarakat.com)
Ilustrasi ternak kambing. (Foto : pemberdayaanmasyarakat.com)
Ilustrasi ternak kambing. (Foto : pemberdayaanmasyarakat.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Penyebaran bakteri antraks tampaknya perlu diwaspadai. Ini setelah dua warga asal Kecamatan Pringkuku dan Donorojo masuk rumah sakit dengan gejala dan keluhan mirip penyakit antraks. Dua orang warga berisinial S, 60, dan T, 40, yang masing-masing berasal dari Kecamatan Pringkuku dan Donorojo, terindikasi terinfeksi bakteri Bacillus anthracis.

Direktur RSUD dr Darsono dr Iman Darmawan menyatakan, dua orang tersebut dirawat sejak lima hari lalu. Saat ini mereka dipindahkan ke ruang Tulip setelah sempat menjalani perawatan di ruang isolasi.’’Dugaan awal ketika pasien ini masuk adalah mengalami penyakit infeksi karena disertai dengan keluarnya nanah di bagian tangan,’’ ujarnya kepada awak media, Kamis (18/8).

Kemudian, pihaknya langsung melakukan uji klinis dan pemeriksaan laboratorium guna memastikan penyakit yang diderita pasien. Iman juga menambahkan, untuk uji laboratorium, sampel kultur (cairan nanah dalam luka) dan sampel darah kedua pasien diambil. Pada sampel kultur, hasilnya dapat dikatakan negatif.

Sebab, saat dipemeriksa tidak ditemukan bakteri batang gram positif. ’’Hasilnya, tidak terbukti adanya kuman antraks yang menginfeksi pasien tersebut,’’ katanya.

Meski begitu, Iman belum bisa menjelaskan secara terperinci dan pasti mengenai jenis penyakit yang diidap dua pasien terduga antraks itu. Pasalnya, untuk memastikan jenis penyakit tersebut, uji laboratorium lain perlu dilakukan. ’’Nanti dikonfirmasi dengan hasil lab yang lain,’’ terangnya.

Iman menyatakan, saat ini kondisi pasien terduga antraks tersebut sudah berangsur membaik. Perawatan pasien itu saat ini ditangani dokter spesialis penyakit dalam dan bedah. Selain itu, mereka diberikan obat-obatan tertentu yang tersedia di RSUD dr Darsono.’’Sesuai teori, memang antraks bisa mengenai kulit dan paru-paru,’’ tuturnya.

Iman menjelaskan, antraks adalah penyakit serius, bahkan dapat mematikan. Penyakit itu disebabkan infeksi bakteri Bacillus anthracis. Bakteri tersebut menghasilkan spora yang bisa menyebarkan infeksi. ’’Kebanyakan kasus antraks terjadi pada hewan ternak, misalnya sapi dan kambing,’’ jelasnya.

Dalam praktiknya, cara bakteri Bacillus anthracis menginfeksi dibedakan menjadi tiga tipe. Yakni, lewat kulit ketika spora masuk melalui luka, lewat pernapasan akibat menghirup spora antraks, dan melalui pencernaan karena mengonsumsi daging yang terkontaminasi.

Gejalanya berupa rasa gatal di kulit, tumbuh benjol di bagian tubuh tertentu, dan melepuh di bagian kulit. ’’Tapi, penyakit antraks tidak menyebar antarorang,’’ terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pamuji membenarkan adanya informasi warga yang menderita penyakit dengan gejala mirip antraks.

Dugaan adanya dua warga yang terindikasi suspect antraks itu karena mereka mengonsumsi daging hewan ternak yang dalam kondisi sakit. ‘’Seharusnya hewan ternak yang mati karena penyakit harus dikubur bukan dikonsumsi,’’ ungkapnya, Kamis  (18/8).

Untuk memastikan adanya kemungkinan penularan antraks, Distanak mengambil sampel satu ekor sapi yang berasal dari tempat tinggal pasien terduga antraks itu. Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium dilakukan di Wates, Jogjakarta.

“Kapan hasilnya bisa diketahui kami sendiri belum bisa memastikan. Tergantung bagaimana prosesnya di sana. Karena di laboratorium veteriner yang ada di Wates itu menangani pemeriksaan hewan ternak dari berbagai daerah di Jawa,’’ jelasnya.

 Diungkapkan bahwa antraks adalah penyakit yang serius dan bisa mengancam nyawa penderita. Penyakit tersebut  disebabkan infeksi bacillus anthracis. Bakteri ini bisa menghasilkan spora yang bisa menyebarkan infeksi.

Dalam praktiknya, infeksi antraks ini dibedakan menjadi tiga tipe. Yakni lewat kulit ketika spora masuk melalui luka, lewat pernapasan akibat menghirup spora antraks, atau melalui pencernaan karena mengonsumsi daging yang terkontaminasi. Gejala penderita yang terinfeksi antraks berupa kulit terasa gatal dan tumbuh benjol di bagian tubuh tertentu serta melepuh di bagian kulit. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun