Sentuhan Hijau Pesisir Pacitan: Desa Sidomulyo Sulap Hutan Mangrove Jadi Wisata Edukasi

oleh -180 Dilihat
Wisata Edukasi. Desa Sidomulyo Sulap Hutan Mangrove Jadi Wisata Edukasi. (Foto: Resi Wulandari/Pacitanku)

Pacitanku.com, NGADIROJO – Mengubah tantangan abrasi menjadi peluang emas, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, menunjukkan inovasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Sebuah kawasan edukasi mangrove kini hadir, bukan hanya sebagai benteng alami penjaga garis pantai, namun juga sebagai daya tarik wisata yang menjanjikan.

Inisiatif visioner ini digerakkan oleh pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sidomulyo, dan dengan cepat mendapatkan dukungan antusias dari masyarakat sekitar.

Kepala Dusun Tawang Wetan, Budi Anto, mengungkapkan bahwa lahirnya kawasan edukasi ini dilandasi oleh keinginan kuat untuk menumbuhkan kesadaran akan krusialnya peran hutan mangrove bagi keseimbangan ekosistem.

“Kami ingin menyatukan pemahaman antara manusia dan lingkungan, agar tumbuh kesadaran untuk menjaga hutan mangrove ini. Dengan begitu, ancaman abrasi pun dapat kita minimalisir,” jelas Budi Anto, Selasa (8/4/2025).

Proses pembangunan kawasan yang memakan waktu sekitar dua minggu ini menunjukkan kesungguhan dan gotong royong warga.

Meski belum diresmikan, persiapan terus dimatangkan agar ketika dibuka nanti, kawasan ini telah siap menyambut para pengunjung dengan fasilitas yang memadai.

“Saat ini masih dalam tahap penyelesaian. Begitu semua aspek pengerjaan tuntas dan kami rasa sudah layak untuk dinikmati wisatawan, barulah pembukaan resmi akan kami lakukan,”imbuhnya.

Kabar baiknya, untuk saat ini, para pengunjung dapat menikmati keindahan dan belajar tentang mangrove tanpa dipungut biaya.

“Sementara ini masih gratis, dan kebijakan ini merupakan hasil musyawarah desa,” terang Budi Anto.

Namun demikian, pengelola mengimbau setiap pengunjung untuk turut bertanggung jawab menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan, termasuk tidak merusak tanaman mangrove yang menjadi jantung dari ekosistem ini. Kepatuhan terhadap aturan yang berlaku juga menjadi perhatian utama demi kenyamanan bersama.

Lebih jauh, Budi Anto menyampaikan harapan besar bahwa kehadiran edukasi mangrove ini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.

Dampak positif bagi perekonomian desa pun menjadi salah satu target utama.

“Kami sangat berharap kawasan ini bisa menarik wisatawan dari luar desa, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan juga mengenalkan potensi lingkungan Sidomulyo kepada khalayak yang lebih luas,” tuturnya.

Di balik harapan yang membumbung tinggi, tantangan dalam proses pembangunan seperti keterbatasan dana dan tenaga tak dapat dipungkiri. Namun, semangat pengelola tak surut.

“Sukanya tentu saja jika tempat ini ramai dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dukanya, ya dalam proses pembuatannya memang membutuhkan dana dan tenaga yang tidak sedikit,” ungkapnya.

Kawasan edukasi mangrove yang berlokasi di Dusun Tawang Wetan ini dikelola secara kolektif oleh BUMDes Sidomulyo.

Ke depannya, diharapkan tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran lingkungan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat luas.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.