Waspada! 46 Bayi King Kobra Menetas di Pacitan, Warga Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

oleh -860 Dilihat
MENETAS. Sebanyak 46 bayi ular King Kobra, salah satu spesies ular paling mematikan di dunia, dilaporkan berhasil menetas pada Minggu (2/2/2025) pukul 06.44 WIB. (Foto: Dok. Animal Rescue Pacitan for Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Sebanyak 46 bayi ular King Kobra, salah satu spesies ular paling mematikan di dunia, dilaporkan berhasil menetas pada Minggu (2/2/2025) pukul 06.44 WIB.

Bayi-bayi ular ini merupakan hasil penyelamatan yang dilakukan oleh tim Animal Rescue Pacitan dan Team Exalos Indonesia di wilayah Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung, Pacitan.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Animal Rescue Pacitan, terlihat puluhan bayi King Kobra tersebut keluar dari telur-telur yang diletakkan di dalam kotak khusus.

Relawan Animal Rescue Pacitan Nugroho Suryo Wiyono mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di kebun atau pekarangan.

Pasalnya, saat ini adalah musim ular menetas, sehingga potensi penemuan bayi ular berbisa seperti King Kobra akan meningkat.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di kebun atau pekarangan karena saat ini memasuki musim ular menetas,”kata pria yang akrab disapa Yono ini.

Setelah dievakuasi dan menetas, bayi-bayi kobra ini rencananya akan dilepasliarkan ke komunitas pecinta satwa.

Yono juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mencoba menangani sendiri hewan liar yang berbahaya, terutama ular King Kobra.

Bisa ular ini mengandung neurotoksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.

“Serahkan kepada ahlinya. Jika menemukan ular di sekitar rumah, segera hubungi pihak berwajib seperti Damkar, Animal Rescue, atau komunitas pecinta hewan lainnya,”jelasnya.

Animal Rescue Pacitan dan Team Exalos Indonesia menyediakan layanan 24 jam bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan terkait penyelamatan hewan liar.

Masyarakat dapat menghubungi nomor 087806482994 jika menemukan hewan liar yang berbahaya atau membutuhkan bantuan evakuasi.

Yono juga memberikan pesan kepada seluruh warga Pacitan untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.

Ia menyarankan agar tidak ada tumpukan barang atau semak belukar di sekitar rumah yang dapat menjadi tempat persembunyian ular. Ia juga menambahkan bahwa tempat lembap, tumbuhan alang-alang, atau rumput liar di sekitar rumah bisa menjadi sarang ular.

“Pastikan tidak ada tumpukan barang atau semak belukar di sekitar rumah yang dapat menjadi tempat persembunyian ular. Jika menemukan ular atau hewan liar lainnya, jangan mencoba menangkapnya sendiri,”imbaunya.

Selain itu, Yono membagikan tips untuk mengantisipasi ular masuk rumah, yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan, rutin membersihkan rumah dan halaman, serta memangkas rumput liar secara berkala.

Dia juga menyarankan untuk menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai karena dapat menjadi tempat persembunyian ideal bagi ular.

Tak hanya itu, Yono juga meluruskan bahwa menaburkan garam untuk mengusir ular adalah mitos belaka.

Ia menyarankan untuk menggunakan cairan pewangi lantai karena ular tidak menyukai bau-bauan yang menyengat. Selain itu, menaburkan kapur barus juga efektif untuk mengusir ular karena aromanya yang kuat.

“Gunakan cairan pewangi lantai, sebab ular tidak menyukai bau-bauan yang menyengat, sehingga membersihkan lantai dengan cairan pewangi dapat membantu mengusirnya, terakhir taburkan kapur barus karena kapur barus juga efektif untuk mengusir ular karena aromanya yang kuat,”pungkasnya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.