Pacitaku.com, ARJOSARI-Setiap minggu di kediaman Dr. Hasan Khalawi, M.Pd., tepatnya di Lembaga Riset Hulwun Sari Semesta (HSS), dilaksanakan aktivitas daras yang menarik perhatian berbagai kalangan.
Lembaga ini telah terdaftar di Kemenkumham dengan Nomor : AHU-0004837.AH.01.07.TAHUN 2021.
Kegiatan daras di lembaga HSS berfokus pada pembahasan mendalam buku Al-Kalimat, volume pertama dari serial Risalah Nur, sebuah tafsir Al-Qur’an yang ditulis oleh Bediuzzaman Said Nursi.
Diketahui Bediuzzaman Said Nursi adalah seorang cendikiawan muslim dan mutakallim (ahli kalam).
Ia dikenal sebagai tokoh pembaharu (mujaddid) Islam dari Turki yang berfikiran modern dan moderat.
Pemikiran Nursi membawa pengaruh tidak hanya dalam bidang pendidikan, tapi juga dalam bidang tasawuf, akidah, ilmu kalam, sejarah, dan bahasa.
Menurut Dr. Hasan, Risalah Nur adalah tafsir cemerlang yang menggunakan pendekatan dialogis dan reflektif, sehingga mampu memudahkan pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an yang terasa sulit untuk orang awam.
Buku ini menjadi jembatan bagi mereka yang ingin memperdalam iman dan tauhid melalui perspektif filosofis yang indah dan bermakna.
Dr. Hasan melanjutkan tradisi ayahnya yang sejak tahun 1970-an telah mengajarkan Al-Qur’an dan Tafsir Jalalain kepada masyarakat.
Berbeda dari metode ayahandanya yang berbasis pondok (yang biasanya hanya bisa dijalani bagi beberapa orang saja), Dr. Hasan menggunakan pendekatan yang terbuka untuk semua kalangan termasuk orang awam.
“Kita berkomitmen pada makna dan kebenaran sejati. Apa sebenarnya makna hidup ini? Itu dijelaskan dalam Risalah Nur,” ujar Dr. Hasan.
Anggota daras yang terlibat terus bertambah. Peserta datang dari berbagai latar belakang, mulai dari siswa SD, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga.
Ani Rahayu, kakak Dr. Hasan yang juga seorang guru mengungkapkan,
“Risalah Nur menjabarkan makna Al-Qur’an yang langsung mengena pada makna kehidupan yang bisa membuat seseorang dalam menatap kehidupan lebih bermakna, bisa menyentuh kepada semua orang awam”
Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi para pecinta filsafat untuk mendalami buku yang dianggap filosofis.
Hal tersebut sejalan dengan gelar Dr. Hasan yakni ahli semiotika dari Universitas Darussalam Gontor yang juga seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di Pacitan kerap mengampu mata kuliah filsafat.
Pihaknya berharap kegiatan ini dapat membantu masyarakat memahami hidup dengan lebih bermakna dan terhindar dari kesia-siaan.
Fika Reskyyanti, salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini berkata,
“Bahasanya sangat filosofis dan tafsirnya mengena dihati, mengingatkan saya bahwa hidup ini fana dan yang kekal ialah akhirat”
Lembaga riset Hulwun Sari Semesta hadir sebagai bukti kepedulian Dr. Hasan dalam menyebarkan pemahaman mendalam tentang makna hidup melalui pendekatan filosofis Islami.
“Kami ingin membuka pintu bagi siapa saja yang ingin belajar, tidak hanya memahami Al-Qur’an, tetapi juga memaknainya dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Dr. Hasan.