Rontek Pacitan, Antara Tradisi Gugah Sahur dan Ajang Unjuk Eksistensi

oleh -30 Dilihat
Polisi dan TNI kawal kegiatan Rontek Gugah Sahur di Pacitan. (Foto: Julian Tondo)

Pacitanku.com, PACITAN – Rontek Gugah Sahur adalah kegiatan tradisi yang dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat  dari desa atau dusun yang berada di wilayah kabupaten Pacitan. Dikatakan tradisi, karena Rontek hanya dilakukan dan ada setiap bulan Ramadan.

Banyak dinamika yang muncul dalam Rontek. Bukan hanya sebagai Gugah sahur, namun Rontek juga sebagai kegiatan silahturahmi masyarakat khususnya pemuda, dan juga sebagai media eksistensi masyarakat desa.

Kelompok masyarakat tersebut tidak tanggung tanggung dalam melengkapi sarana untuk Rontek. Mereka rela untuk mengeluarkan uang pribadi sekedar untuk membeli alat musik baru seperti kendang, bedug, gong ,dan bambu – yang menjadi alat musik  utama Rontek—. Hal ini dilakukan agar kelompok Rontek tersebut terdengar bagus dan baik saat berkeliling Gugah sahur.

Namun seiring berjalannya waktu, fenomena Rontek telah sedikit bergeser menjadi ajang unjuk eksistensi yang kemudian berujung bentrok antar desa atau dusun.

Sehingga tidak jarang saat Rontek berlangsung turun kejalan dan bertemu kelompok lain desa potensi bentrok timbul.

Hal itu seiring dengan kelonggaran yang diberikan Pemerintah Daerah (Pemda) yang membolehkan digelar Rontek Gugah Sahur tahun ini.

“Ya potensi bentrok bahkan bentrok antar desa ada.dan itu dari tahun tahun terjadi.lucunya pelaku desa satu dan satunya Itu ketika Rontek bentrok, eh besoknya ya ketemu dan ngopi bareng ngobrol guyon, seolah gak ada masalah.dan bahkan saling bercerita kejadian semalam pas bentrok, nah ini asik tapi juga lucu,”kata Slamet, tokoh masyarakat, Minggu (2/4/2024) saat dihubungi pewarta.

Dinamika rontek dengan bentroknya tersebut seolah menjadi hiburan bagi  masyarakat. Masyarakat  rela membawa keluarga atau temannya untuk datang di tempat tempat rawan bentrok untuk melihatnya.

Seperti yang terjadi pada Minggu (02/04/2023),dinihari. Banyak yang datang di wilayah perbatasan desa Arjowinangun dan desa Sirnoboyo, dimana kedua titik itu jadi salah satu titik rawan.

“Ya penasaran mas. Ini kan setahun sekali, jadi ya ditunggu tunggu peristiwa ini. Ya mereka tawur tapi besoknya ketemu ya saling sapa, malah saling janji nanti lagi ya bikin rame, asek kok mas,”kata Agus warga desa Ploso.

Peristiwa bentrok kelompok Rontek ini sering terjadi. Seperti Minggu dini hari tadi. Petugas gabungan dari TNI ,Polri, Satpol PP dan linmas  memukul mundur dua kelompok Rontek dari desa Arjowinangun dan Sirnoboyo di tugu perbatasan desa.

Mereka terpaksa dihadang untuk tidak saling melewati batas desa. Walaupun sempat terjadi adu dorong dengan petugas, namun ratusan massa dua kelompok tersebut berhasil ditarik mundur.

“Kami hadang mereka untuk mundur kami tegaskan untuk tidak melewati batas desa. Karena rawan bentrok, karena apapun itu bila terjadi bentrokan itu bisa merugikan banyak pihak ,”kata Komandan Koramil 0801/01 Pacitan Kapten Kav Dadut Setiawan.

Dirinya menegaskan bahwa Rontek adalah kegiatan Gugah sahur, bukan kegiatan unjuk kekuatan.”Ya marilah kita saling menjaga .jangan ada bentrok. Rontek bisa tapi jangan langgar batas wilayah,”pungkasnya.