Wabah Leptospirosis Masih Menyebar Pacitan

oleh -0 Dilihat
Wabah leptospirosis di Kabupaten Pacitan belum mereda. Terbaru, dua warga dari Dusun Pager, Desa Mujing dinyatakan positif terinfeksi bakteri leptospira yang mengharuskan keduanya dirawat di Puskesmas Nawangan.

Pacitanku.com, PACITAN – Wabah leptospirosis di Kabupaten Pacitan belum mereda. Terbaru, dua warga dari Dusun Pager, Desa Mujing dinyatakan positif terinfeksi bakteri leptospira yang mengharuskan keduanya dirawat di Puskesmas Nawangan. Artinya, sudah tercatat 149 kasus leptospirosis yang ditemukan sejak Januari 2023.

Dwi Happy Kresnawanto selaku Kepala Puskesmas Nawangan mengatakan, dua pasien leptospirosis baru dari Desa Mujing hanya menunjukkan gejala ringan dan menunjukkan tren membaik. Gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut, mual dan muntah. ‘’Iya kami terus pantau dan beri penanganan secepatnya sesuai arahan dari Dinkes. Dan dengan tambahan dua pasien baru tadi, sekarang total ada delapan orang yang masih dirawat di Puskesmas Nawangan saat ini,’’ katanya.

Sedangkan untuk total Kabupaten, detailnya sebagai berikut :
Klinis/total 220
Positif RDT : 149 kasus
Kasus baru (6) Bubakan (1) Kebonagung (1) Pakis Baru (2) Ngadirojo (2)

Rawat jalan : 1 orang
Rawat inap : 8 orang >> RSUD (7) Pakis Baru (1)
Meninggal : 6 orang
Sembuh : 200 orang

Merebaknya kasus leptospirosis di sejumlah wilayah di Kabupaten Pacitan ini mendapat atensi khusus dari Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi Jawa Timur. Rombongan kecil yang dipimpin langsung oleh Kadinkes Provinsi Jatim mendatangi sekaligus lakukan sosialisasi di Puskesmas Nawangan pada Selasa (7/3) siang hingga sore. Salah satu poin utamanya mengenai pemberlakuan sistem kewaspadaan dini penanganan wabah leptospirosis.

“Pada prinsipnya (gejala penyakit leptospirosis) itu secara persentase, 90 persen ringan. Lalu, 10 persen sisanya ini yang mengarah ke gejala berat. Tapi, sudah saya sampaikan ke Dinkes Pacitan supaya lebih dini menemukan kasusnya, alias lebih gencar jemput bola ke masyarakat,’’ ujar Kadinkes Jatim Erwin Astha Triyono di halaman gedung puskesmas Nawangan

Bakteri Leptospira sendiri bersifat zoonosis. Umumnya memang ada di saluran urin tikus. Masyarakat pun diminta untuk lebih waspada dan hati-hati saat berkegiatan di luar maupun didalam rumah, utamanya saat pergi ke ladang. Serta mencari cara supaya populasi tikus menipis.

“Ya, dinkes sudah kami arahkan untuk bisa lebih cepat dalam mendeteksi wabah leptospira ini. Disisi lain kita juga edukasi masyarakat supaya lebih hati-hati. Supaya bisa menekan angka penularan penyakit ini” sambung Erwin. (TON/AF)