Dinkes Pacitan Beri Penjelasan Alasan Melakukan Rapid Test Massal di Pasar Minulyo

oleh -0 Dilihat
PENJELASAN. dr Nur Farida Dinkes Pacitan. (Foto: Sulthan Salahuddin)

Pacitanku.com, PACITAN – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr Farida memberikan penjelasan terkait alasan satuan gugus tugas percepatan penanganan (GTPP) coronavirus disease 2019 (COVID-19) melaksanakan rapid test massal di Pasar Minulyo, Sabtu (23/1/2021) lalu.

Hal itu menjawab pertanyaan perwakilan pedagang Pasar Minulyo yang melakukan audiensi kepada Bupati Pacitan pada Rabu (26/1/2021).

Menurut Farida, awalnya tim tracing Dinkes Pacitan sedang melakukan penelusuran terhadap 18 pasien yang merupakan pedagang pasar induk terbesar di Pacitan itu.

“Proses penularannya berasal dari keluarga, dan kami juga sedikit kesulitan proses penularan ini dari klaster mana, sehingga dengan proses ini, kami tidak menuduh adanya klaster Pasar Minulyo, tapi dengan kondisi pasar yang memungkinkan adanya kerumunan dan kesulitan untuk menjaga jarak, kami menganalisis dan berusaha untuk melakukan pencegahan terkait dari adanya penularan dari COVID-19 ini di Pasar Minulyo,”jelasnya.

Sebagai langkah awal, Farida mengatakan tim tracing Dinkes Pacitan melakukan pemetaan 18 pasien positif COVID-19 tersebut menurut dari peta letak berdagangnya.

Selanjutnya, Farida mengatakan pihaknya berusaha melakukan tracing kontak erat dari 18 pasien positif COVID-19 tersebut.

“Kami berusaha untuk mentracing beberapa kontak erat dari 18 pasien yang terkonfirmasi ini untuk menindaklanjuti dengan swab, kami juga mentracing adanya keluarga yang kontak erat, karena penularan COVID-19 di Pacitan lebih banyak dari kontak keluarga yang kemungkinan kontak erat yang orang tanpa gejala tapi memiliki anggota keluarga di rumah dengan risiko tinggi atau penyakit komorbid,”ungkap Farida.

Atas dasar itulah, Farida mengatakan pihaknya ingin mengembalikan nama baik Pasar Minulyo dengan berusaha mengambil jalan yang paling minimal terkait tugas dari tim tracing Dinkes Pacitan, yaitu rapid test.

“Dari situlah kami ingin bersama-sama untuk mengembalikan nama baik pasar minulyo, sehingga kami berusaha untuk mengambil jalan yang paling minimal terkait tugas kami dinkes terkait 3T, kami meminimalkan dari risiko yang kami ambil, karena kalau PCR hasilnya membutuhkan waktu 5 hari,”tandasnya.

Sehingga, Farida mengatakan pihaknya meminimalkan dengan melakukan screening atibodi, dimana tujuannya memisahkan yang sehat dengan yang berisiko tinggi dengan dilakukan rapid test massal.

“Yang dilakukan hari sabtu, rapid kita lakukan di 490 pedagang, dimana Alhamdulillah banyak yang non reaktif yang menandakan sebagian besar pedagang Pasar Minulyo itu sehat, hanya 119 yang hasilnya reaktif, yang hasilnya non reaktif bisa melakusakan aktivitas dengan protokol Kesehatan, bapak ibu tetap bisa melaksanakan  aktivitas berdagang dan pasar minulyo sebagai penunjang roda ekonomi tetap bisa berjalan,”jelas Farida.

Pun demikian dengan pedagang yang reaktif, Farida menuturkan pihaknya menganalisis menjadi dua lagi tahapan screeningnya.

“Kami menganalisis, hasil rapid ini terbagi dua, bagi yang rapid antibodinya reaktif ini ada yang virusnya dinsyalir melemah, sehingga kami tidak swab tapi isolasi mandiri bagi yang antibodinya terbentuk, dan yang masih ada virus kita lakukan pemeriksaan swab,”pungkasnya.

Pewarta: Sulthan Salahuddin
Editor: Dwi Purnawan