Politisi PKPI Imam Bajuri Menduga Ada Aroma Politik Balas Budi di Pilbup Pacitan

oleh -2 Dilihat
Imam Bajuri PKPI Pacitan.

Pacitanku.com, PACITAN – Sekretaris Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Pacitan Imam Bajuri menduga ada aroma politik balas budi dibalik penyelenggaraan tahapan Pilbup serentak di Kabupaten Pacitan.

Imam Bajuri mensinyalir skenario politik balas budi sepertinya sudah menjadi rahasia umum, yang saat ini tengah berlangsung.

“Kalaupun dugaan itu benar, sah-sah saja dalam mengembangkan seni berpolitik. Hanya saja, sasaran penerima balas budi yang menurut kami belum pas,” kata pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komunitas Masyarakat Pacitan (KMP) ini, Senin (13/7/2020).

Tanpa tedeng aling-aling, pria yang akrab disapa Bajuri ini menunjuk kemunculan bakal calon bupati, Prof Sudijono Sastroatmodjo, yang banyak digunjingkan masyarakat sebagai manifestasi politik balas budi yang tengah dilancarkan Ketua DPC Partai Demokrat Pacitan, Indartato.

“Kami berpendapat, kalau dugaan (politik balas budi) itu benar, seharusnya dukungan itu bukan ke Prof Sudijono, melainkan ke Indrata Nur Bayuaji. Sebab selama dua periode bisa terpilih sebagai Bupati Pacitan, tak lepas dari peran serta keluarga besar Mas Aji (Indrata Nur Bayuaji),” beber pria yang juga seorang praktisi hukum ini.

Pendapat tersebut ia sampaikan bukan karena saat ini PKPI masuk di dalam koalisi 9 parpol pendukung Nyawiji. Namun itu fakta sejarah yang mestinya bisa dikenang kembali oleh seorang Indartato agar tidak salah menjatuhkan pilihan.

“Kami menghargai pendapat orang, namun kami juga boleh berpendapat. Kalau ada fenomena politik balas budi, mungkin belum tepat kalau harus ditujukan kepada Prof Sudijono. Sebab Aji yang benar-benar ikut berjuang membawa nama Bupati Indartato saat itu sampai ke telinga keluarga di Cikeas,”jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bajuri juga sedikit mengingatkan agar tidak membawa nama Bupati Pacitan Indartato, dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.

“Kasihan Pak Indartato, kalau namanya harus ‘dijual’ untuk kepentingan individu ataupun kelompok. Iklim demokrasi akan terciderai. Mari kita berkompetisi secara fair dan jangan bawa-bawa nama pejabat ataupun ketua partai politik,” harapnya.

Sementara itu, disisi lain, saat ini pergerakan Prof Sudijono untuk mendekati masyarakat semakin massif. Sontak, nama besar mantan rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) tersebut semakin dikenal khalayak luas. Tak salah bila belakangan ini, elektabilitas Prof Sudijono terus meroket.

Sehingga besar kemungkinan bakal calon bupati kelahiran Desa Cokrokembang, Kecamatan Ngadirojo ini yang berpeluang mendapatkan rekomendasi pencalonan dari DPP Partai Demokrat.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.