Pacitanku.com, PACITAN – Penyelenggaraan Festival Ronthek 2018 Pacitan dinilai lebih baik dari tujuh edisi sebelumnya. Hal itu tak lepas dari kerjasama berbagai pihak, utamanya panitia dalam menyukseskan hajatan budaya terbesar di Pacitan ini.
Festival Ronthek 2018 dipastikan berakhir setelah penampilan terakhir dari grup Ronthek Kecamatan Donorojo, Sabtu (1/9/2018) malam WIB sekitar pukul 22.30 WIB. Namun demikian, animo masyarakat Pacitan untuk menyaksikan hajatan budaya terbesar di Pacitan ini sangat tinggi. Terbukti penonton membludak dan tumpah ruah, bahkan berdesakan hingga meluber ke jalan tempat pentas terjadi.
Pembawa acara berkali-kali mengingatkan agar penonton bisa menyaksikan Ronthek dari balik pagar, namun berkali-kali pula penonton meluber ke jalanan di depan SMPN 1 Pacitan sisi sebelah barat. Panitia dibantu satpol PP dan aparat kepolisian juga berkali-kali meminta penonton untuk menyaksikan Festival Ronthek dari tempat yang sudah disediakan.
Namun apa daya, keinginan penonton untuk menyaksikan budaya terbesar yang hanya sekali setahun ini lebih besar. Tentunya festival tahunan 2018 ini menjadi sedikit lebih spesial dibandingkan tahun sebelumnya. Karena ini sekaligus sebagai pelipur lara setelah bencana melanda Pacitan, sebulan setelah Festival Ronthek 2017 tahun lalu.
Pantauan Pacitanku.com, jalanan protokol di beberapa titik di Pacitan juga penuh, parkir penuh, bahkan hingga ke kawasan Jalan Veteran Pacitan. Ini menandakan animo masyarakat menyaksikan Festival budaya asli Pacitan ini semakin meningkat.
Penampilan lebih atraktif
Sebanyak 36 tim dari 12 Kecamatan di Pacitan sukses menampilkan performa terbaiknya, juga karena didukung penyelenggaraan yang baik. Disisi lain, para peserta juga lebih atraktif dalam menampilkan performanya.
Sejumlah kostum kekinian diciptakan untuk menarik minat, sebut saja kostum penabuh gamelan ala-ala Wiro Sableng. Atau tumpeng raksasa dimana ada penari berdiri di atas tumpeng tersebut. Atau penampilan puluhan “sapi” yang menambah gayeng festival ini.
Sementara para penonton yang tidak kebagian tempat menikmati panggung utama di depan SMPN 1 Pacitan, panitia juga menyediakan tempat lain, yakni di Jalan Jendral Sudirman depan gedung PLUT. Namun para peserta disepanjang jalan yang berjarak hampir 1 kilometer tersebut akan terus tampil membawakan musik, tari dan bahkan atraksinya kepada penonton.
Lebih tertata dan lebih bersih dibanding sebelumnya
Penyelenggaraan Festival Ronthek tahun 2018 ini juga lebih tertata dari segi penyelenggaraan. Lighting yang cukup dan ditambah layanan Live Streaming di kanal YouTube dengan kualitas video High Definition (HD) dan Facebook menambah semarak gaung festival budaya tahunan ini.
Panitia juga menyediakan layanan layar ukuran besar bagi yang tak kebagian “kursi duduk” di tengah alun-alun, di terminal taksi dan terminal bus Pacitan.
Yang sedikit cukup mengejutkan adalah upaya untuk menjaga kebersihan dalam Festival Ronthek Pacitan ini. Komunitas Pacitan Clean Up menyerukan untuk menaga kebersihan setelah acara, suasana setelah acara dimana banyak sampah berserakan.
Dan yang lebih mengejutkan adalah aksi dari para Forkopimda Pacitan, dipimpin langsung Bupati Indartato memunguti sampah di akhir penampilan grup Ronthek Kecamatan Sudimoro Sabtu (1/9/2018.
Ini adalah hal positif bagi penyelengaraan sebuah festival budaya. Dan tentu kedepan diharapkan kesadaran menjaga kebersihan tertanam kepada seluruh masyarakat Pacitan.
Pekerjaan rumah berikutnya tentu menjadikan gaung event ini lebih kuat lebih luas. Jika perlu pemenang Festival Ronthek diikutkan ke dalam Festival Budaya Jawa Timur atau nasional. Juga pekerjaan yang tak mudah lainnya adalah menjadikan event Ronthek ini menjadi event berskala nasional yang mampu menarik pendapatan dari sektor wisata budaya.
Overall, siapapun pemenang Festival Ronthek 2018 ini, masyarakat Pacitan telah sukses menikmati persembahan budaya terbaik. Diluar berbagai permasalahan teknis yang wajar terjadi, Festival Ronthek tahun 2018 ini lebih baik lagi.