BEBERAPA hari ini masyarakat Pacitan dihebohkan dengan ditemukannya sebuah situs yang diduga peninggalan sejarah ditemukan di RT/RW 01/I Kedung Miri, Dusun Krajan, Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Pacitan.
Di sana, terdapat relief berlukiskan berupa kepala binatang lengkap dengan taringnya yang tajam dikelilingi dua pengawal berupa manusia.
Berdasarkan sumber kasusastran Jawa tentang candra sengkala, asumsi saya ini adalah surya sengkala yang berbunyi kenya apasang yaksa menunjukkan angka 125 lazim aturan sengkalan dibalik menunjukkan tahun 521 isaka jawa. Sehingga, apabila dikonversi kurang lebih prasasti tahun 599 Masehi, yaitu era Kerajaan Kalingga atau Keling.
Perlu diketahui bahwa Pacitan dahulu di abad ke tujuh sampai abad ke 15, kemungkinan belum ada namanya. Nah, jadi masih masuk wilayah Bumi Keling berkaitan dengan Bumi Kalingga. Yang perlu dipahami adalah bahwa bumi adalah bawana, sedangkan Kalingga adalah Keling.
Sedangkan daerah Reco atau Ngreco bermakna Arca atau patung, sehingga bisa jadi disana dulu banyak peninggalan kuil pemujaan era Kalingga.
Saya sendiri berharap arkeolog dari Komunitas Pelestari Sejarah Madiun Historia Van Madiun yang meneliti situs ini bisa pada level pengujian karbon. Karena, jika tidak maka lebih kuat asumsi Surya Sengkala.
Situs ini sudah lama, namun terbengkalai, sama sama seperti terbengkalainya situs gunung lembu, sanggar pamujan (kuil) Lembu andini agama Hindu siwa di kompleks makam Tremas yang tidak terurus. Padahal disitu wangsa wangsa Ishana Herlangga saat bersembunyi di Pacitan dari serangan Chola ditengah-tengah pernikahannya.
Kembali ke situs di Ngreco, kesimpulannya, jika relief itu asli kuno bisa lebih tua dari mangkara yaksa majapahit, karena ornamennya primitif bukan lung ukel ukiran patran. Namun demikian jika diuji karbon ternyata kurang dari 700 tahun berarti hanya ulah dukun iseng saja.