
Pacitanku.com, PACITAN – Para nelayan dan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pacitan diminta waspada selama sepekan mendatang. Pasalnya ketinggian gelombang pasang laut diprediksi tidak bersahabat.
Peringatan itu bukan tanpa sebab, Senin lalu (5/6) lalu ketinggian gelombang pasang mencapai 19 feet, atau sekitar 5 meter. Fenomena itu, bukan lantaran angin kencang seperti yang biasa dikenal sebagai musim baratan oleh para nelayan.
‘’Lain penyebabnya. Ini gelombang tinggi bukan karena cuaca,’’ terang Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Ratna Budiono, Selasa (6/6) kemarin.
Gelombang tinggi selama sepekan kedepan, menurut ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), murni karena musim pasang. Itu merupakan siklus antara lima hingga enam bulan sekali.
Hal ini berbeda dengan musim baratan yang banyak disebabkan oleh dorongan angin dan cuaca. Sehingga membuat kondisi gelombang pun tidak menentu. Terkadang aman, namun dalam waktu singkat bisa berubah menjadi ganas. ‘’Sementara gelombang pasang yang sudah siklus, tidak demikian. Bisa dibilang tingginya stabil, terutama saat pagi-sore,’’ jelasnya.
Pada Senin lalu (5/6) lalu ketinggian gelombang pasang mencapai 19 feet, atau sekitar 5 meter. Ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengisyaratkan gelombang tinggi bakal terjadi selama sepekan kedepan. Kondisi tersebut merupakan siklus antara lima hingga enam bulan sekali atau dikenal musim pasang.
Namun demikian, para nelayan tetap melaut. Ini berbeda dengan musim baratan lalu, dimana nelayan banyak yang tidak berani melaut. Kali ini, nelayan tetap berangkat kendati gelombang tinggi.
Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Tamperan, Ninik Setyorini, mengungkapkan, pihaknya sudah memberi imbauan kepada nelayan terkait ancaman gelombang pasang selama sepekan mendatang. Namun menurutnya, para nelayan cenderung acuh terhadap imbauan itu.
Sebab, mereka memiliki penghitungan tersendiri ketika melaut. Terlebih, hasil tangkapan ikan mengalami peningkatan kendati gelombang sedang tinggi. ‘’Memang gelombang pasang ini tinggi. Tetapi bagi nelayan, justru waktu dimulainya panen. Contohnya tuna, yang sudah mulai banyak ditangkap. Puncaknya nanti Agustus,’’ ujar Ninik.
Sumber: Jawa Pos Radar Madiun