Harga Jual Gabah Petani di Pacitan Alami Penurunan

oleh -9 Dilihat
Sejumlah pekerja memanen padi di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim,( foto : berita Daerah)
Sejumlah pekerja memanen padi di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim,( foto : berita Daerah)
Sejumlah pekerja memanen padi di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim,( foto : berita Daerah)
Sejumlah pekerja memanen padi di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim,( foto : berita Daerah)

Pacitanku.com, KEBONAGUNG – Harga jual gabah petani Pacitan tidak stabil. Terbaru, sejumlah petani di Pacitan mengaku harga jual gabah pada musim panen awal tahun ini mengalami penurunan. Seperti yang dialami Gunanto, petani asal Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung.

Menurut penuturannya, saat ini, harga jual gabah dalam kondisi kering senilai Rp 4.300 per kilogram. Dampaknya, petani seperti Gunanto semakin enggan menjual gabah, dan memilih menyimpan untuk konsumsi pribadi. ‘’Penurunan harga jual itu dampaknya terasa sekali. Keuntungan dari tanam padi sedikit sekali yang dapat dirasakan,’’ ujar Gunanto, dilansir dari Radar Madiun pada Senin (13/3/2017).




Pada musim panen tahun lalu, harga jual gabah kering mencapai Rp 4.800 per kilogram. Tahun lalu, Gunanto mengaku keuntungan dari penjualannya masih dapat dirasakan. Dia sanggup memanen 800 kilogram gabah.

Setidaknya, dirasa cukup untuk menambah modal membeli pupuk dan bibit musim tanam berikutnya. Sementara tahun ini, turunnya harga jual dari pengepul gabah kering membuat dia kesulitan memikirkan musim tanam berikutnya. ‘’Kalau soal konsumsinya tidak masalah. Sebab sebagian saja yang dijual. Sisanya disimpan untuk dikonsumsi sendiri,’’ jelasnya.

Karena harga jualnya tidak begitu menarik bagi petani, Gunanto pun lebih memilih gabah panenannya. Dari 80 zak yang telah dipanen, 60 diantaranya bakal disimpan Gunanto untuk kebutuhan konsumsi keluarganya.

Jika sewaktu-waktu harga jual gabah naik, Gunanto baru mulai menjual sebagiannya lagi. ‘’Disimpan supaya sewaktu-waktu harga naik, bisa dijual. Tergantung kebutuhan keluarga juga,’’ terangnya.

Hal senada diutarakan Sukardi. Petani asal Kayen, Pacitan, itu juga mengeluhkan turunnya harga gabah kering. Terakhir dia menjual gabah kering ke pengepul dengan harga Rp 4.400 per kilogram. Jika masih dalam kondisi basah (baru dipetik), jauh lebih murah lagi. Harganya Rp 2.700 per kilogram.

Terlebih, tanaman padinya juga diserang hama belalang (walang sangit). Dia sudah mengeluarkan uang cukup banyak untuk pestisida dan pupuk tanaman padinya. ‘’Biaya pestisida dan pupuk itu sudah jutaan rupiah. Sementara keuntungannya jika dijual juga tidak seberapa. Jadi ya lebih baik disimpan saja,’’ kata Sukardi.