BPBD: Lokasi Tanah Amblas di Tulakan Mirip Tapal Kuda

oleh -1 Dilihat

tanah-retak-wonoanti-ilustrasiPacitanku.com, PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan menyebut bahwa kejadian empat rumah retak di RT 4 RW 8 Dusun Buleh, Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan membentuk posisi tapal kuda.

”Meskipun kami bukan ahli goelogi, dari sisi ilmu geologi pusat yang disampaikan ke pacitan, dilokasi Dusun Bule tepatnya 4 rumah itu, dibawahnya ada sebuah telaga yang cukup dalam. Kalau kita lihat lokasi ablasnya tanah tersebut seperti membentuk tapal kuda,” jelas Kepala Sie Kesiapsiagan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Senin kemarin kepada wartawan.

Analisis BPBD tersebut diketahui setelah uji lapangan pad Senin kemarin. Sebelumnya, Kepala Desa Wonoanti Agus Riyono sudah melaporkan kejadian tersebut kepada BPBD untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dia juga meminta kepada warganya untuk segera mengungsi.




Sebagaimana diberitakan sebelumnya, empat rumah penduduk yang terkena retakan itu adalah rumah milk Sanyoto, Priyo Dwiarno, Widodo dan Nur Rahim. Kini 4 warga lebih waspada dan sementara memilih tinggal dirumah saudara yang jauh dari area amblasnya tanah.

Lebih lanjut, Ratna menyampaikan bahwa ada peralatan rumah tangga yang hilang masuk kedalam lubang saat terjadi pergerakan amblasnya tanah itu. “Begitu juga dengan dengan retakan tanah yang mengelilingi rumahnya,”tandasnya.

Sebagai informasi, kerusakan rumah akibat tanah retak paling parah diderita oleh Widodo. Halaman rumahnya retak sepanjang 2 meter dengan lebar sekitar 4-5 sentimeter. Selain itu, tanah retak juga mengakibatkan fondasi rumahnya miring dan rawan ambruk. Lantai dasar rumahnya saat ini sudah dikosongkan juga mengalami retak-retak. Begitu pula dengan bagian dinding rumahnya.

Hal serupa juga dialami oleh Priyo Dwiarno. Bedanya, kerusakan akibat tanah retak hanya terjadi di bagian dapur. Namun, dinding rumahnya juga telah mengalami retak di beberapa titik. Sedangkan, tempat tinggal milik Muhammad Nurrokhim hanya mengalami retak-retak di bagian dinding dan halaman rumah.

Selain merusakkan rumah warga, jalan desa penghubung antara Desa Wonoanti dengan Desa Jetak juga ambles sekitar 10 sentimeter dengan panjang mencapai 10 meter. Bencana itu juga mengakibatkan talut selokan di pinggir jalan retak menganga dan sebuah warung nyaris ambruk karena tiang penyangganya terpisah dari bangunan.

Widodo mengatakan, tanda-tanda tanah retak sebenarnya sudah muncul sekitar dua pekan lalu. Saat itu hujan deras sedang turun. Tiba-tiba jalan desa yang berada tepat di depan rumahnya ambles. Kemudian merembet ke rumahnya. ‘’Namun saat itu amblesnya masih belum seberapa,’’ katanya.

Namun demikian, dalam beberapa hari terakhir kerusakan makin bertambah parah. Lantai dasar rumah Widodo mulai retak-retak. Kondisi itu diakibatkan karena hujan yang terus menerus turun serta aliran air dari talut masuk ke dalam rekahan tanah yang menganga. ‘’Kejadian itu sudah kami laporkan ke pemerintah desa,’’ ujarnya.

Merasa terancam, Widodo kemudian berniat pindah dari rumah yang saat ini ditempatinya. Meski begitu, dirinya masih menunggu waktu yang tepat. ‘’Kalau hujan sering was-was. Soalnya, memang sudah rawan sekali. Rencananya mau pindah rumah,’’ pungkasnya. (Bc/Her/yup/RAPP002)