Kisah Haru Agung, Penderita Hidrosefalus Sejak Bayi dari Arjosari

oleh -0 Dilihat
Agung dan neneknya Jumi. (Foto: Bayu Sasmito)
Agung dan neneknya Jumi. (Foto: Bayu Sasmito)
Agung dan neneknya Jumi. (Foto: Bayu Sasmito)

Pacitanku.com, ARJOSARI – Kisah sedih sekaligus mengharukan datang dari RT 03 RW 09 Dusun Jambu, Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari. Adalah Agung Prasetyo, bocah berusia 5 tahun tersebut harus berjuang keras melawan penyakit hidrosefalus yang dideritanya sejak bayi. Putra dari Sarip Toyip-Tuminah itu tak mendapat pengobatan layak karena keterbatasan biaya.

Penderitaan Agung semakin tambah kala dirinya sulit menggerakkan badannya untuk bergerak serta mulutnya untuk berbicara. “‘Selama ini dia (Agung) tidak bisa berbicara. Menggerakkan badannya saja susah,’’ kata Jumi nenek Agung, Minggu kemarin.

Menurut Jumi, dulu Agung lahir normal dengan bobot awal 3,2 kilogram. Namun, tanda-tanda penyakit hidrosefalus itu mulai muncul ketika Agung berusia dua bulan. Semenjak gejala itu muncul, Agung terus-menerus menangis.

Agung merasa kepalanya yang setiap hari semakin membesar. Melihat kondisi buah hatinya, Tuminah dan Sarip sempat memeriksakan kondisi anaknya ke dokter. ‘’Beberapa hari sempat dirawat di RSUD dr Darsono. Tapi, kemudian diarahkan untuk dirujuk ke Solo. Di Solo, Agung sempat dirawat selama sembilan hari. Setelah itu, dokter mengaku bahwa penyakit Agung tidak bisa disembuhkan,’’ ceritanya.


Uang banyak pun sudah dikeluarkan oleh keluarganya untuk mengobati Agung. Namun, kondisi Agung justru makin parah. Sempat juga Agung dibawa ke paranormal di Ngawi dengan harapan bisa membantu kesembuhannya. Tetapi segala upaya tidak membuahkan hasil dan kepala Agung semakin membesar.‘’Dulu kepalanya sebesar kambil (buah kelapa), tapi sekarang sudah sebesar bola sepak,’’ tandasnya.

Karena membutuhkan biaya pengobatan yang banyak, kata Jumi, Sarip ayah Agung pamit ke Jakarta pada awal 2014 lalu untuk bekerja. Namun, semenjak itu Sarip tidak pernah pulang.

Bahkan tak sekalipun mengirim kabar. Kini, selain Jumi, Agung dirawat oleh ibunya Tuminah dan kakaknya Sinta Anggraini yang masih duduk di bangku kelas IV SD. ‘’Dia sudah tidak bisa apa-apa. Duduk serta menangis pun sekarang juga sudah tidak bisa. Jadi, bisanya hanya tidur,’’ terang Jumi.

Dirinya pun memiliki harapan tinggi agar cucunya tersebut bisa sembuh. Bahkan, dirinya sempat diusulkan mendapatkan BPJS oleh pemerintah desa setempat. Namun, hingga sekarang belum turun. Hingga keluarga papa itu harus banting tulang membeli obat untuk Agung.

Jumi beserta Tuminah sehari-hari hanya mengandalkan hasil berjualan sayur-sayuran dari kebun sendiri. ‘’Obatnya cuma diberi obat penghilang nyeri supaya berkurang sakitnya dan tidak rewel,’’ tuturnya.

Atas kondisi tersebut, salah satu grup jejaring sosial media terbesar, Obrolane Wong Pacitan (OWP) berinisiatif menggalang dana dengan model patungan rekening peduli sesama. Adapun yang ingin membantu meringankan beban Agung, bisa transfer ke nomor rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) 6458-01-008496-53-7 unit Kebonagung atas nama Sumardiyanto. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun