Sempat Diguncang Gelombang, tak Berpengaruh Terhadap Penghasilan dan Harga Ikan

oleh -0 Dilihat
Kawasan Pantai Tawang dengan perahu nelayan berjejer. (Foto: Dok Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Ombak tinggi di perairan Samudera Hindia dua pekan terakhir relatif tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan. Transaksi ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan terpantau stabil. Yakni rata-rata 80 ton per hari dengan nilai transaksi Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.

Kasi Jasa Kepelabuhan UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, Choirul Huda mengungkapkan, cuaca buruk yang terjadi sejak awal Juni memang menghalangi nelayan melaut. Namun, paceklik tangkapan ikan hanya dialami nelayan yang menggunakan kapal kecil dibawah 20 gross tonnage (GT). ‘’Kalau cuaca buruk, nelayan dengan kapal kecil menjadi susah melaut,’’ tutur Huda.

Hal itu berbeda dengan kapal-kapal besar yang berbobot di atas 20 GT.  Nelayan yang melaut dengan kapal-kapal besar masih bisa menghadapi cuaca buruk di laut. Dia menyebutkan, dengan kapal besar berukuran 20-50 GT, para nelayan bisa mendapatkan puluhan ton ikan laut sekali melaut. ‘’Mereka kerap melaut hingga ke tengah perairan Samudera Hindia.  Dengan adanya hasil tangkapan dari kapal-kapal besar itu transaksi ikan di TPI Tamperan cukup stabil,’’ terangnya.




Sementara itu, berdasarkan perkembangan harga rata-rata barang yang terpantau Diskoperindag Pacitan diketahui harga ikan layur mengalami kenaikan Rp 1.000 per kilogram.  Dari sebelumnya, Rp 24 ribu per kilogram pada pekan lalu, kini menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Sedangkan, harga ikan teri menjadi Rp 70 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 68.500 per kilogram.

Terkait cuaca buruk akhir-akhir ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pacitan menjamin harga ikan laut tetap stabil hingga Lebaran nanti. Meskipun belakangan ini perairan Pacitan dilanda gelombang tinggi, namun diyakini tidak mengganggu hasil tangkapan ikan. ‘’Secara umum sampai Juni, produksi ikan laut kita relatif masih stabil,’’ ujar Bambang Marhaendrawan, Kabid Pengelolaan Sumber Daya Kelautan DKP Pacitan, kemarin (16/6).

Dikatakannya, terhitung sejak Januari-Juni produksi perikanan laut di Pacitan sudah mencapai 8.891 ton dari total target selama satu tahun sekitar 13 ribu ton. Dari jumlah tersebut, produksi perikanan laut paling banyak adalah ikan tongkol sebanyak 1.949 ton, kemudian ikan cakalang 1.883 ton, ikan layang 1.500 ton, ikan layur 1.446 ton, dan ikan tuna 1.269 ton. ‘’Secara komersial ikan-ikan itu yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi,’’ katanya.

Meski produksi perikanan daerah melimpah, Bambang tak memungkiri sebagian di antaranya dijual keluar daerah. Tapi, dia memastikan kondisi itu tidak akan mempengaruhi kebutuhan ikan di tingkat lokal.  Pasalnya, impor perikanan keluar daerah yang dilakukan oleh para pengusaha atau pemilik kapal itu hanya sebagian kecil dari total produksi perikanan laut daerah.  ‘’Biasanya dikirim ke Lamongan dan wilayah pantura,’’ imbuh Bambang. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun