Akibat Cuaca Ekstrim, Tangkapan Ikan Turun dan Lahan Pertanian Gagal Panen

oleh -0 Dilihat
Bupati bersama segenap pejabat Pemkab mengunjungi daerah kekeringan air. (Foto : Doc Info Pacitan)
Bupati bersama segenap pejabat Pemkab mengunjungi daerah kekeringan air. (Foto : Doc Info Pacitan)
Bupati bersama segenap pejabat Pemkab mengunjungi daerah kekeringan air. (Foto : Doc Info Pacitan)
Bupati bersama segenap pejabat Pemkab mengunjungi daerah kekeringan air. (Foto : Doc Info Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Cuaca cukup ekstrim yang terjadi di kawasan Kabupaten Pacitan membuat kekeringan mulai melanda. Dampaknya adalah hasil tangkapan ikan yang menurun dan juga lahan pertanian yang terancam gagal panen.

Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Kelautan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Bambang Mahaendrawan, akibat cuaca yang kurang menguntungkan dalam beberapa pekan terakhir, memang mengakibatkan menurunnya hasil produksi laut.

Dikatakan Bambang, menurunnya hasil produksi ikan tersebut mmebuat para nelayan lokal yang dibuat kelimpungan. “Hasil tangkapan mereka banyak menurun. Bahkan banyak dari mereka pulang dengan tangan hampa tanpa hasil,” katanya, baru-baru ini.

Namun demikian, Bambang masih optimis bahwa dengan adanya kecanggihan peralatan yang dimiliki nelayan besar, ancaman cuaca tersebut tidak akan berdampak terhadap hasil tangkapannya, sehingga ketersediaan ikan laut saat bulan puasa hingga menjelang lebaran nanti masih bisa tercukupi.

Pihak DKP sendiri sudah memberikan solusi agar nelayan tradisional lebih terbantu dari sisi peralatan dan beban biaya operasionalnya.

Selain tangkapan ikan yang menurun, cuaca ekstrim juga menyebabkan lahan pertanian di Pacitan terancam gagal panen. Menurut Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Bagianto, sedikitnya sebanyak 39 hektar lahan persawahan terancam gagal panen akibat dampak kekeringan dan air bersih yang langka.

“Berbagai upaya telah dilakukan guna meminimalisir kerugian para petani, upaya tersebut seperti pengadaan pumpa air, namun demikian, sumber air bersih memang semakin langka,” paparnya kepada wartawan, baru-baru ini.

Kekeringan tersebut, imbuh Bagianto, tentu akan merugikan petani. Mereka yang bergantung hidup dari hasil pertanian, terancam bangkrut tak bisa menikmati jerih payahnya. Padi yang akan panen terancam puso lantaran tidak mendapatkan suplai air secara berkecukupan. “Akibatnya banyak petani yang tidak bercocok tanam saat musim kemarau. Sebab mereka akan merugi,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kekeringan yang melanda kawasan Pacitan itu salah satu penyebabnya adalah terpaan Badai El Nino di Samudera Pasifik, sehingga hal itu akan mmebuat musim kemarau menjadi lebih panjang. Pemkab Pacitan sendiri sudah mempersiapkan dropping air bersih ke sejumlah daerah rawan kekeringan. (yun/RAPP002)