Bantu Atur Lalin Menuju Pantai Klayar, Uangnya Buat Beli Kambing

oleh -0 Dilihat
Pantai Klayar
Pantai Klayar
Jalan menuju ke Pantai Klayar, di Dusun Guworejo Desa Sendang Kecamatan Donorojo yang mengalami kerusakan. (Foto: Wildan NSH)
Jalan menuju ke Pantai Klayar, di Dusun Guworejo Desa Sendang Kecamatan Donorojo yang mengalami kerusakan. (Foto: Wildan NSH)

Pacitanku.com, DONOROJO – Jika anda menuju ke obyek wisata Pantai Klayar di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, pasti akan menemukan fenomena anak –anak yang membantu mengatur lalu lintas di jalan yang cukup rawan kecelakaan di sepanjang jalur ke Klayar.

Diakui, keberadaan anak-anak tersebut cukup membantu bagi wisatawan, terutama yang baru sekali mengunjungi obyek wisata terbaik di Pacitan ini. Walaupun mungkin sebagian yang lain merasa kurang pas dengan keberadaan anak-anak tersebut.

Selain membantu, ternyata ada kisah yang cukup unik dibalik anak-anak yang suka berjejer di pinggir jalan dan membantu mengatur lalin menuju ke pantai Klayar tersebut. Adalah satu kelompok anak yang berjumlah lima orang, seusia SD hingga SMP yang menjadi satu diantara banyak anak yang menjadi pengatur lalu lintas pantai Klayar. Salah satunya bernama Sutris.

Sutris dan keempat temannya, setiap Sabtu dan Minggu atau hari libur mereka standby di jalan tanjakan dekat makam desa sendang untuk mengatur lalu lintas. Hasil dari uang yang diberikan secara sukarela oleh wisatawan ke Pantai Klayar tersebut dikumpulkan dan dibelikan kambing.

“Kalau pasa rame tiap dari kami mendapatkan Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per hari, itu sudah bersih dipotong untuk beli makanan dan minuman,” kata Sutris kepada Portal Pacitanku, belum lama ini.

Hasil yang dibelikan kambing tersebut, kemudian kambingnya dipelihara, dirawat dan pada akhirnya setelah cukup untuk dijual, kemudian dijual dan keuntungan dari kambing tersebut dibagi rata berlima.

Begitulah, ditengah banyaknya anak-anak yang memiliki budaya boros, masih ada anak-anak yang rela bekerja untuk hidup mandiri dengan cara mereka sendiri. Bravo.

Liputan: Wildan Nur Swi Harmoko

Editor : Dwi Purnawan