Ulama Tremas : Pondok Pesantren Harus Kaya dan Mandiri

oleh -3 Dilihat
Diklat Wirausaha Pesantren. (Foto : FB/Attarmasy Ma'had Aly)
Diklat Wirausaha Pesantren. (Foto : FB/Attarmasy Ma'had Aly)
Diklat Wirausaha Pesantren. (Foto : FB/Attarmasy Ma'had Aly)
Diklat Wirausaha Pesantren. (Foto : FB/Attarmasy Ma’had Aly)

Pacitanku.com, ARJOSARI—Pengasuh dan ulama Pondok Pesantren Tremas, KH Luqman Harist Dimyati menyampaikan bahwa sudah menjadi keharusan bagi pesantren di Indonesia menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para santri. Selain itu, Pondok Pesantren juga harus menjadi ladang ekonomi yang terus berkembang.

Hal itu disampaikan oleh ulama kharismatik Pondok Tremas, Arjosari ini saat memberikan sambutan dalam agenda Diklat Wirausaha Pesantren yang digelar oleh Pengurus pusat himpunan pengusaha santri indonesia (HIPSI) di Aula Rusunawa Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan, Senin (12/01/2015).

KH.Luqman Harist Dimyati menyampaikan rasa bangganya, karena untuk yang pertama kalinya Hipsi hadir di pesantren pacitan dengan harapan dapat membawa angin segar bagi kebangkitan ekonomi pesantren. “ Pondok pesantren harus kaya, harus mandiri agar tidak mengharapkan bantuan dari luar atau mengajukan proposal kepada pemerintah,” ungkap kyai muda ini, dilansir dari laman resmi Pondok Tremas.

Dengan adanya diklat ini, imbuh KH Luqman, akan muncul ide baru dan kegiatan lain yang mendorong pesantren untuk aktif mengembangkan program ekonomi yang berbasis pesantren.

Sementara itu, KH.Muhammad Ghozali, ketua umum HIPSI dalam sambutanya memaparkan tentang Visi dan Misi organisasi yang dipimpinya. HIPSI Menjadi wadah pengembangan pendidikan wirausaha santri/alumni  yang mandiri, Mensinergikan kekuatan ekonomi santri Indonesia, Menjadi katalisator peningkatan kesejahteraan ummat. “Target kita Mencetak 1 juta santri pengusaha pada tahun 2022” kata Gus Ghozali.

Acara diklat diisi oleh beberapa pemateri diantaranya Sulaiman pengusaha kertas bekas dari jombang, Mahrus sokihin tokoh lingkungan peraih penghargaan kalpataru dari pasuruan, Gus Eko pengusaha singkong dari temanggung dan Arifin pengusaha muda dari surabaya.

Agenda Diklat ini sendiri digelar atas kerjasama Robithah Ma’ahid Islamiyah (RMI-NU) Pacitan dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) pacitan. Acara diikuti oleh 80 Peserta yang terdiri dari para kyai, santri perwakilan pondok pesantren se kabupaten pacitan dan beberapa badan otonom NU seperti GP Ansor, Fatayat,IPNU, IPPNU serta PMII. Hadir pula pimpinan bank Mandiri,bank BNI, Dinas Koperasi dan Kementerian Agama Pacitan. (RAPP002)