Pacitanku.com, PACITAN – Kabupaten Pacitan menghadirkan terobosan signifikan dalam dunia pendidikan melalui program Sekolah Rakyat (SR).
Meski sepenuhnya gratis, kualitas sekolah berasrama setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ini dirancang sebagai lembaga pendidikan unggulan, khususnya bagi siswa-siswi berprestasi dari keluarga kurang mampu atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial.
Untuk bisa mengenyam pendidikan di sekolah harapan ini, para calon siswa tetap harus melewati serangkaian tes seleksi yang ketat. Terbukti, sedikitnya 166 siswa dari berbagai penjuru Pacitan telah mengikuti tes masuk SR belum lama ini.
“Ada 166 siswa yang ikut tes. Nantinya akan diambil 100 anak, dengan cadangan 10 anak,”ungkap Pandu Khemal Pratama, Plt. Kepala Dinas Sosial Pacitan, pada Selasa (27/05/2025).
Pandu menegaskan, Sekolah Rakyat bukan sekadar alternatif, melainkan sebuah institusi yang dipersiapkan secara matang sebagai sekolah unggulan.
Seluruh biaya operasional, mulai dari pendidikan, asrama, layanan kesehatan, hingga konsumsi siswa, sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
“Sekolah ini didesain untuk mereka yang mungkin tertinggal secara ekonomi. Sekolah Rakyat adalah wujud nyata kehadiran pemerintah untuk menjangkau warga miskin agar mereka memiliki kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas,”jelasnya.
Meski demikian, upaya penjaringan calon siswa menghadapi tantangan tersendiri. Faredi Araneta, Koordinator Pendamping Kabupaten Pacitan, menuturkan bahwa dari sekitar 1.300 siswa kelas 9 yang terdata sebagai calon potensial, hanya 166 anak yang berhasil tersaring hingga tahap tes.
“Tantangan utama di lapangan adalah masih adanya keengganan orang tua untuk berpisah dengan anaknya, mengingat konsep sekolah ini adalah berasrama,” ujar Faredi.
Dia bersama 80 pendamping lainnya di 12 kecamatan telah berupaya maksimal melakukan pendataan dan sosialisasi.
Selain faktor jarak, Faredi menambahkan, keraguan mengenai kualitas pendidikan Sekolah Rakyat juga sempat muncul di benak sebagian orang tua.
“Padahal, kami semua sudah menjelaskan bahwa SR bukan sekolah alternatif, melainkan sekolah unggulan yang dirancang khusus bagi siswa kurang mampu dengan fasilitas dan pengajaran yang mumpuni,” tegasnya.
Menyadari hal ini, sosialisasi dan edukasi terkait keberadaan Sekolah Rakyat akan terus ditingkatkan.
Sebagai program baru, sinergi dan kerjasama berbagai sektor diharapkan mampu meyakinkan masyarakat, terutama keluarga penerima bansos, akan kualitas dan manfaat besar SR sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik bagi putra-putri mereka.