Pacitan Siapkan ‘Benteng’ Baru Hadapi Penyakit Ternak: TTP Pringkuku Disulap Jadi Klinik Kesehatan Hewan

oleh -151 Dilihat
SOLUSI KESEHATAN TERNAK: Taman Teknologi Pertanian (TTP) Pringkuku, Pacitan, tengah disiapkan untuk bertransformasi menjadi klinik kesehatan hewan terpadu. Langkah ini diharapkan menjadi 'benteng' baru dalam menghadapi ancaman penyakit ternak seperti PMK. (Foto oleh Febriani Cahyaningtias)

Pacitanku.com, PACITAN – Mengambil pelajaran berharga dari hantaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat memorak-porandakan peternakan, Pemerintah Kabupaten Pacitan mengambil langkah inovatif untuk memperkuat sistem kesehatan hewan.

Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Kecamatan Pringkuku kini dirancang untuk bertransformasi menjadi klinik kesehatan ternak terpadu, sebuah inisiatif Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) yang mendapat lampu hijau dan dukungan penuh dari Komisi II DPRD Pacitan.

Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso, mengungkapkan bahwa gagasan ini lahir dari evaluasi mendalam pasca-wabah PMK yang menimbulkan kerugian signifikan bagi para peternak.

“Belajar dari kasus PMK kemarin, ternyata memang mutlak diperlukan sebuah fasilitas khusus untuk isolasi dan pemantauan intensif hewan-hewan yang sakit hingga proses penyembuhannya,”terang Sugeng, Rabu (28/5/2025) di Pacitan.

Menurutnya, TTP Pringkuku memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal.

PERKETAT PENGAWASAN: Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pacitan, Sugeng Santoso menjelaskan langkah antisipasi ancaman antraks, Selasa (27/5/2025). Pacitan meningkatkan kewaspadaan menyusul indikasi kasus di wilayah tetangga dan statusnya sebagai bagian dari “segitiga merah” nasional. (Foto: Febriani Cahyaningtias)

“Kita punya aset Taman Teknologi Pertanian yang di dalamnya terdapat kandang-kandang memadai. Ini sangat mungkin kita optimalkan sebagai klinik kesehatan hewan,”ujarnya.

Nantinya, skema yang dirancang adalah ternak yang terindikasi sakit dapat dititipkan dan diisolasi di TTP. Tim dokter hewan dan petugas kesehatan hewan dari DKPP akan secara intensif melakukan pengobatan serta pemantauan.

Terkait mekanisme pakan dan detail operasional lainnya, Sugeng menyebutkan bahwa pihaknya tengah menyusun konsep matang untuk diajukan kepada pimpinan daerah.

Sugeng Santoso juga menekankan aspek krusial lainnya, yakni edukasi kepada masyarakat peternak.

“Tentunya, ini memerlukan pemahaman dan keikhlasan dari para peternak untuk proaktif mengantarkan hewan yang sakit ke klinik ini demi isolasi dan penanganan yang tepat,” katanya. Langkah ini fundamental untuk memutus mata rantai penularan penyakit, mengingat hewan sakit yang dibiarkan bercampur dengan ternak sehat akan mempercepat penyebaran wabah.

Dukungan tak setengah-setengah datang dari parlemen. Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, menyambut gembira langkah progresif DKPP ini.

Rudi menyoroti bagaimana kendala anggaran sempat menjadi batu sandungan dalam penanganan PMK sebelumnya dan berharap terobosan ini menjadi solusi jangka panjang.

“Kami di Komisi II sangat mendukung inisiatif ini. Termasuk upaya penyelesaian data untuk ganti rugi atau bentuk kepedulian pemerintah daerah terkait ternak yang mati akibat PMK dan telah dikuburkan, ini sudah berproses,” tegas Rudi.

Lebih jauh, Rudi Handoko berharap TTP tidak hanya berhenti sebagai klinik. Ia mendorong agar fungsi TTP sebagai pusat kajian, penelitian, dan studi banding pertanian dapat dihidupkan kembali.

Politisi Partai Demokrat ini juga menyoroti kondisi beberapa alat produksi di TTP yang dinilai sudah tidak layak dan mendesak adanya evaluasi komprehensif.

“Harapan saya, harus ada catatan detail yang bisa dijadikan dasar evaluasi. Apa saja kekurangannya, berapa anggaran yang dibutuhkan, sehingga kami di DPRD tahu persis persiapan yang harus dilakukan,” pungkasnya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.